SOLOPOS.COM - Salah satu kegiatan penyuluh digital BRI

Solopos.com, JAKARTA–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk secara konsisten memperkuat seluruh lini bisnis untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.

Hal ini turut meliputi bisnis perseroan di sektor ritel yang menunjukkan kinerja positif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati demikian, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan lini bisnis perseroan bakal terus ditingkatkan dengan optimalisasi layanan digital.

Penyuluh digital akan digencarkan sehingga nasabah mendapat pendampingan saat mengakses layanan digital.

Ekspedisi Mudik 2024

Dari sisi target market, perseroan semakin memantapkan diri kembali ke bisnis inti yakni menyasar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bahkan menyasar segmen yang lebih rendah lagi, yaitu Ultra Mikro (UMi).

Baca Juga: BRI Masuk dalam Top 50 Emiten & Best Financial Sector

Hal ini sejalan dengan strategi go smaller, go shorter, go faster yang tengah dilakukan BRI.

Misi menjangkau sektor UMi juga ditopang oleh aksi korporasi perseroan untuk memimpin Holding Ultra Mikro bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang telah resmi dibentuk sejak 13 September 2021.

Sunarso membeberkan strategi menjangkau sektor ultra mikro dibayangi risiko operational cost dan operational risk yang tinggi.

Maka dari itu, digitalisasi dianggap sebagai Langkah esensial untuk efisiensi proses bisnis yang juga dapat menekan operational cost dan operational risk.

Sejumlah layanan digital yang mumpuni telah lebih dulu disiapkan BRI, beberapa di antaranya ialah digital banking BRImo, aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit BRISPOT, laku pandai Agen BRILink, hingga aplikasi BRIAPI yang memungkinkan terintegrasi dengan aplikasi pihak ketiga.

Baca Juga: Aplikasi SPOT Terhubung ke BRI Digital Saving, Ini Keuntungannya

Di sisi lain, kata dia, kelengkapan layanan digital BRI perlu diimbangi dengan kesiapan masyarakat atau nasabah yang lebih melek digital khususnya pada layanan perbankan.

Masyarakat juga harus dilakukan edukasi digitalisasi layanan perbankan.

“Oleh karena itu, yang paling pas adalah BRI dengan digitalisasi tidak melakukan lay off, tidak melakukan PHK pegawai tetap BRI yang pekerjaannya tergantikan secara digital. Pegawai tetap tidak di lay off, tapi diterjunkan ke masyarakat menjadi penyuluh digital,” ujar Sunarso.

Sunarso menceritakan terdapat tiga tugas penyuluh digital.

Pertama, mengajak atau mengajari masyarakat yang belum melek layanan perbankan digital sehingga lebih digital savvy seperti bisa membuka rekening secara digital.

Kedua, mengajari masyarakat untuk melakukan transaksi secara digital.

Ketiga, yang tak kalah penting, mensosialisasikan dan mengajari masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan-kejahatan digital.

Baca Juga: KUR BRI (BBRI) Tersalur Rp88,99 Triliun, Begini Syarat Pengajuannya

“Ini yang harus kami lakukan, bagian daripada journey masyarakat yang harus diikuti dalam rangka menuju masyarakat yang lebih digital dan cashless dalam transaksi,” kata Sunarso.

Langkah strategis itu memang perlu dilakukan perseroan, terlebih pihaknya ingin menyasar sumber pertumbuhan baru di masa depan yaitu segmen UMi yang potensinya sangat besar.

Dari survei yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa ada sekitar 30 juta nasabah ultra mikro yang belum terlayani lembaga keuangan formal.

Dari jumlah tersebut, sekitar 18 juta di antaranya belum terlayani sama sekali.



Sekitar 5 juta di antaranya mengakses pembiayaan dari rentenir. Ada pula sejumlah 7 juta pelaku usaha ultra mikro mendapatkan pembiayaan dari kerabat/keluarganya.

Baca Juga: BRI (BBRI) akan Tambahi Modal PT BSI (BRIS) Lewat Rights Issue

Untuk memperkokoh bisnis ritelnya, perseroan pun akan mendorong pertumbuhan laku pandai AgenBRILink. BRI menargetkan jumlah Agen BRILink mencapai 600.000 agen hingga akhir 2022.

Adapun hingga April 2022 jumlah Agen BRILink di seluruh Indonesia mencapai 552.709 agen bertambah sekitar 13.004 agen dari bulan sebelumnya yang hanya 539.705 agen.

Menurut Sunarso, salah satu strategi penambahan AgenBRILink adalah menjadikan ketua kelompok group lending PNM Mekaar menjadi agen laku pandai bank dengan jejaring terluas di Indonesia.

“Targetnya adalah berselang 1 tahun ini, 60.000 ketua kelompok PNM Mekaar itu harus dikasih pekerjaan baru menjadi AgenBRILink,” imbuhnya.

Hal ini akan meningkatkan layanan perbankan branchless BRI hingga ke pelosok negeri.

Tak hanya itu, melalui optimalisasi ketua kelompok group lending PNM Mekaar dapat memetakan nasabah pembiayaan PNM menjadi nasabah perbankan BRI melalui proses cross selling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya