SOLOPOS.COM - Penggagas Sekolah Bisnis Santripreneur, Ahmad Sugeng Utomo (dua dari kiri) saat memaparkan program sekolah bisnis untuk para santri. (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Pemimpin Pondok Pesantren Darul Ulum Wal Hikam KH.Ahmad Sugeng Utomo menginginkan santri tidak hanya pandai mengaji

 

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Harianjogja.com, JOGJA– Pemimpin Pondok Pesantren Darul Ulum Wal Hikam KH.Ahmad Sugeng Utomo menginginkan santri tidak hanya pandai mengaji, namun juga pandai dalam berbisnis. Bahkan ia bermimpi semua pondok pesantren bisa berdaulat dalam ekonomi.

Sugeng Utomo mengatakan di Indonesia ada sekitar 33 pesantren dengan jumlah santri sekitar 40 jutaan. Namun ia menyayangkan hanya sedikit santri setelah keluar dari pondok memiliki usaha dan menciptakan lapangan kerja. Keprihatian itu ia ciptakan dengan mendirikan sekolah bisnis santripreneur.

“Sekolah bisnis santripreneur ini bagian dari ikhtiar kami wujudkan apa yang kita cita citakan bersama. Mencetak santripreneur yang berdedikasi tinggi dalam memajukan perekonomian Indonesia,” kata Sugeng dalam jumpa pers dan peresmian Sekolah Bisnis Santripreneur di kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jalan Gambiran, Umbulharjo, Senin (21/8/2017).

Pria yang akrab sisapa Gus Ut ini memastikan sekolah bisnis tidak dipungut biaya. Banyak program yang sudah disiapkan untuk membentuk santripreneur, di antaranya pendampingan kepada calon santripreneur dalam memulai bisnis, membangun jejaring antar santripreneur, serta memfasilitasi dalam memperoleh modal usaha.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Mochammad Ghozali menyatakan mengatakan pengusaha dari kalangan santri masih sangat minim. Karena itu dibutuhkan perubahan cara pandang santri dalam berbisnis melalui pesantren-pesantren.

Pihaknya siap melatih para santri dalam berwirausaha, beberapa santri yang sudah berwirausaha akan dibantu untuk mengembangkan bisnisnya.

“Anggota Hipsi yang sudah sukes akan kami sebar ke pesantren-pesantren untuk menebarkan virus enterpreneur kepada para santri,” ujar Ghozali.

Sekolah bisnis santripreneur yang dipusatkan di Jogja ini rencananya akan dimulai pada akhir bulan ini. Lama sekolah sekitar enam bulan. Direktur Pelaksana Sekolah Bisnis Santripreneur, Choirul Anam menambahkan peserta yang boleh ikut sekolah bisnis ini utamanya adalah santri di semua pondok pesantren.

Selain melatih para santri untuk dididik selama enam bulan, pihaknya menawarkan kurikulum kewirausahaan untuk pesantren-pesantren dengan pemateri dari Hipsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya