SOLOPOS.COM - Dua anak asyik membaca buku bergambar di depan rak buku yang terbuat dari bekas kotak buah di Taman Baca Masyarakat Mata Pena yang terletak di Dukuh Rejosari RT 003, Desa Donoyudan, Kalijambe, Sragen, baru-baru ini. (Istimewa/Johan Wahyudi)

Solopos.com, SRAGEN—Seorang guru di SMPN 2 Kalijambe, Sragen, Johan Wahyudi, menginisiasi berdirinya taman bacaan masyarakat (TBM) yang terletak di Dukuh Rejosari RT 003, Desa Donoyudan, Kalijambe, Sragen, pada 2020 lalu.

TBM yang diberi nama Mata Pena itu lahir saat pandemi Covid-19 dan terinspirasi dari keinginannya untuk memajukan lingkungan kampungnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Johan memang suka membaca sehingga memiliki banyak koleksi buku. Johan juga berlangganan koran Solopos.

Koleksi bukunya sampai memenuhi tiga lemarinya. Saat melihat koleksi bukunya yang lebih dari 2.000 eksemplar itulah, keginginan Johan untuk membikin TBM muncul.

Baca Juga: PISA, Upaya Disarpus Sragen Kenalkan Perpustakaan Sejak Dini

Akhirnya, Johan pun menyiapkan ruang khusus saat merenovasi rumah sebagai tempat untuk TBM. Semua fasilitas di TBM Mata Pena itu dibuat Johan dengan memanfaatkan barang-barang bekas.

“Saya memanfaatkan barang-barang bekas untuk membuat tempat yang nyaman. Rak buku berasal dari bekas kotak buah. Desain interior memanfaatkan akar kayu jati. Meja dari bekas tempat rol kabel PLN. Tempat lesehan dari bekas palet herbel. Tempat duduknya pun dari tong bekas cat yang di atasnya dilapisi kayu,” ujar Johan.

Banyak anak-anak dari tingkat TK, D, MI, dan SMP yang berkunjung ke TBM itu.

Aktivitas di TBM tersebut ternyata tak hanya membaca buku tetapi banyak hal yang menjadi daya tarik anak untuk datang, seperti adanya kolam ikan, fasilitas internet gratis, dan tentunya koleksi buku-buku yang menarik bagi anak.

Baca Juga: Asyik! Perpusda Boyolali Buka Sepekan Penuh, Kunjungan Sampai Malam

“Setiap bakda Magrib, saya mengajari ngaji anak-anak. Akhir pekan atau liburan, biasanya anak-anak minta refreshing. Kadang saya ajak mereka ke bazaar buku atau renang. Kebanyakan anak-anak TK, SD, MI, dan SMP. Mereka tidak hanya dari kampung saya, tapi juga dari kampung sebelah,” ujarnya.

Keberadaan TBM diharapkan bisa meningkatkan minat baca lingkungan, khususnya kalangan anak-anak. Dia mengatakan dari perpustakaan pribadi menjadi TBM dan ada fasilitas internet gratis 24 jam. Koleksi bukunya sekarang lebih dari 2.000 eksemplar.

Di TBM itu juga disediakan komputer (PC) yang terhubung Internet sehingga semua pengunjung boleh memakainya gratis.

“Rata-rata setiap hari ada 5-10 anak. Kalau jenuh baca buku, mereka bisa mancing ikan di kolam dekat rak buku atau Internetan. Selain itu ada komik dan buku bergambar atau picture book tentang teknologi yang membikin penasaran anak,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya