SOLOPOS.COM - Keindahan Gunung Semeru. (Antara)

Solopos.com, LUMAJANG — Gunung tertinggi di Jawa, Semeru mengeluarkan awan panas dan material vulkanik yang mengarah ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). Gunung Semeru yang baru saja mengalami erupsi tersebut rupanya memiliki mitos yang dipercaya sebagian orang.

Dikutip dari Okezeone, Minggu (5/12/2021), mitos Semeru yang meletus yaitu pertanda bahaya terjadinya bencana besar yang membuat rakyat menderita. Erupsi Gunung Semeru pun dihubungakan dengan ramalan Jayabaya, di mana ramalannya banyak yang dianggap terbukti benar. Jayabaya dalam ramalannya melihat Pulau Jawa akan terbelah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Viral! Perempuan Mirip Vanessa Angel, Netizen Sebut Reinkarnasi

Gunung Slamet

Ramalan itu juga dikaitkan dengan aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang melingkupi lima kabupaten di Jawa Tengah, yakni Banyumas, Purbalingga, Brebes, Pemalang, dan Tegal. Ramalan  Jayabaya soal terbelahnya Pulau Jawa itu masih banyak diyakini oleh banyak warga sekitar lereng Gunung Slamet. Hal itu diperkuat dengan letak gunung setinggi 3.428 Mdpl yang berada di tengah-tengah pantai utara dan selatan Jawa.

Warga Banyumas yang sudah lama mengetahui mitos tersebut mempercayai akan terbelahnya Pulau Jawa jika Gunung Slamet meletus. Kendati demikian, mitos tersebut belum terbukti akan kebenarannya hingga sekarang.

Tidak Ada Indikasi

Diberitakan sebelumnya, dari serangkaian letusan Gunung Slamet yang pernah terjadi, tidak ada indikasi tercatat secara saintifik yang menunjukkan Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua. Pakar vulkanologi berdasarkan hasil analisa menyebut karakter letusan di Gunung Slamet bersifat ringan yang hanya menghasilkan luncuran abu serta batu pijar namun erupsi di Gunung Slamet ini berlangsung lama yang akhirnya membuat kawah gunung membesar.

Baca Juga: Viral! Permukiman Dilanda Banjir, Airnya Jernih Banget

Hal itu pun muncul dugaan makna bahwa terbelah menjadi dua itu diartikan ukuran Gunung Slamet yang semakin membesar hingga menjadi pembatas dua bagian di Pulau Jawa.

Blank 75

Dikutip dari Liputan6, mitos lain dari Gunung Semeru yang baru meletus ialah blank 75. Menurut Tri Hardiyanto,juru bicara tim ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days membeberkan blank 75 biasa disebut jalur tengkorak merupakan suatu area di arah timur laut atau berbelok ke arah kanan dari arah puncak.

Tri menyebut jurang sedalam 75 meter di Gunung Semeru telah memakan banyak korban karena tersesat, terjatuh, dan kemudian hilang. Pendaki yang dimaksud mengalami hal itu lantaran melakukan pendakian sendiri di saat cuaca buruk. Pendaki yang asyik menuruni jalur berupa pasir tidak menyadari bahwa dirinya sudah berada di bibir jurang.

Baca Juga: Petilasan Ki Kebokanigoro Boyolali, Tempat Bersemedi Kabulkan Hajat

Mitos soal pendakian di Gunung Semeru yaitu pendaki yang mengikuti pendaki lain turun saat cuaca buruk akan terjerumus ke dalam jurang. Kabut yang menyelimuti gunung saat cuaca buruk membuat pendaki yang diikuti tersebut hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya