SOLOPOS.COM - Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanis yang terpantau dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/12/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di radius 15 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.

Solopos.com, LUMAJANG — Gunung Semeru kembali mengalami erupsi disertai suara letusan pada Selasa (17/1/2023) pagi. Bahkan, ketinggian abu teramati mencapai ketinggian sekitar 1.000 meter di atas puncak.

Gunung tertinggi di Pulau Jawa yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu jug terpantau mengeluarkan guguran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan laman https://magma.esdm.go.id menyebutkan bahwa erupsi Gunung Semeru terjadi beberapa kali pada Selasa (17/1/2023) pagi yakni pukul 05.09 WIB, kemudian pukul 05.36 WIB, dan pukul 06.17 WIB.

Dalam laporan tertulis Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Ghufron Ali menyebutkan bahwa terjadi erupsi Gunung Semeru pada 17 Januari 2023 pukul 05:09 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak.

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 148 detik,” katanya.

Kemudian erupsi terjadi pada pukul 05.36 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat.

Pada pukul 06.17 WIB terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 100 detik.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan pihaknya selalu memantau aktivitas Gunung Semeru dari laporan petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur.

“Pada periode pengamatan Selasa pukul 06.00-12.00 WIB, secara visual letusan Gunung Semeru teramati lima kali dengan tinggi asap sekitar 500 – 600 meter, warna asap putih kelabu condong ke arah utara dan terdengar dua kali gemuruh,” katanya.

Secara visual juga teramati guguran sebanyak satu kali dengan jarak luncur sekitar 800 meter ke arah Besuk Kobokan seiring dengan status Gunung Semeru level III atau siaga.

“Aktivitas Gunung Semeru hampir setiap hari terjadi erupsi, namun hingga hari ini kami belum mendapat laporan dari masyarakat terkait hujan abu vulkanik akibat erupsi,” katanya.

Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

“Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu [pijar],” katanya.

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya