SOLOPOS.COM - Petugas dari BPBD Klaten memasang garis penanda di tempat pengungsian sementara yang disiapkan pemerintah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang yang berlokasi di GOR Kalimosodo, Jumat (6/11/2020). (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Jumlah pengungsi Klaten karena peningkatan status Gunung Merapi menjadi siaga terus bertambah. Saat ini total ada 175 warga yang mengungsi dari dua desa terdekat dengan puncak Merapi wilayah Klaten.

Seratusan warga itu berasal dari Desa Tegalmulyo dan Desa Balerante. Keduanya masuk wilayah Kecamatan Kemalang. Warga Tegalmulyo sudah mengungsi ke balai desa setempat mulai Jumat (6/11/2020) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah itu bertambah pada Sabtu (7/11/2020) malam menjadi 108 orang. Sementara warga Desa Balerante yang saat ini mengungsi ke balai desa setempat sejak Sabtu sore sebanyak 67 orang.

Pedagang Bermobil Nekat Jualan Di Sekitar Pasar Klewer Solo, Wali Kota: Langsung Denda atau Tilang!

Ekspedisi Mudik 2024

Kaur Perencanaan Desa Balerante, Klaten, Jainu, mengatakan pengungsi Merapi yang menempati balai desa merupakan kelompok rentan terdiri dari warga lansia dan balita.

Mereka berasal dari tiga dukuh yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III meliputi Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, serta Gondang.

Para pengungsi menempati gedung aula kantor desa setempat. Ada dua orang yang menempati ruangan khusus yakni menempati gedung TK belakang aula kantor desa.

Puncak Merapi Bergemuruh Muntahkan Guguran Lava

Pencegahan Covid-19

Mereka menempati ruangan khusus lantaran lumpuh dan sakit stroke. Jainu menjelaskan para pengungsi dari wilayah lereng Merapi Klaten ini harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

”Memang tidak menggunakan sekat. Tetapi, mereka tetap menjaga jarak,” kata Jainu kepada Solopos.com, Minggu (8/11/2020).

Selain itu, para sukarelawan yang tergabung dalam organisasi pengurangan risiko bencana (OPRB) Desa Balerante juga mewajibkan setiap warga luar desa yang datang ke barak pengungsian mengisi buku tamu.

Pemkab Sukoharjo Bongkar 3 Bangunan Kantor OPD, Untuk Apa?

Hal itu untuk mengetahui identitas diri serta asal daerah pendatang tersebut. Pada tempat pengungsian warga lereng Merapi itu sementara itu juga sudah ada dapur umum dari Muhammadiyah Disaster Management Center atau MDMC Klaten.

Tenaga memasak untuk dapur umum sementara masih bisa terkaver dari warga desa setempat. Sedangkan untuk kebutuuhan logistik, Jainu menjelaskan sudah ada suplai logistik dari BPBD Klaten seperti mi instan, beras, serta gula.

“Kami masih ada kekurangan terutama untuk bahan sayur mayur dan lauk pauk. Saya sudah konfirmasi ke BPBD untuk pengiriman sayur mayur pada Minggu siang,” kata Jainu.

Akhirnya Buka Suara, Ini Kata Gisel Soal Video Syur Mirip Dirinya

Suplai Sayuran

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu siang, barak pengungsian warga lereng Merapi, Desa Balerante Klaten, sudah mendapatkan suplai sayur mayur.

Bantuan itu datang dari salah satu warga Desa Panggang, Kecamatan Kemalang. Jainu menjelaskan belum semua warga kelompok rentan dari wilayah KRB III evakuasi ke barak pengungsian.

Di tiga dukuh yang masuk kawasan rawan bahaya, ada sekitar 112 keluarga dengan jumlah total warga sebanyak 504 jiwa. Warga yang sudah berada pada barak pengungsian adalah mereka yang masuk kelompok rentan serta terkendala sarana transportasi.

Siaga Jelang Erupsi, Monyet-Monyet Penghuni Merapi Turun Gunung

Jainu mengatakan warga lansia dan kelompok rentan yang masih bertahan lantaran mereka sudah siap evakuasi mandiri. Mereka punya kendaraan sendiri untuk menempuh perjalanan sendiri ke barak pengungsi saat situasi Merapi wilayah Klaten sudah darurat.

“Sementara, mereka yang sudah evakuasi ini karena ada yang memang keluarganya tidak memiliki kendaraan. Termasuk orang sakit kami dahulukan untuk evakuasi menggunakan ambulans,” jelas Jainu.

Soal ternak, Jainu menjelaskan tempat evakuasi ternak sudah siap di belakang kantor desa setempat. Namun, warga belum mengevakuasi hewan ternak mereka.

Ada Warga Meninggal Karena Covid-19, 51 RT di Plumbungan Sragen Giatkan Penyemprotan Disinfektan



Kelompok Rentan

Lebih lanjut, Jainu menjelaskan sebagian pengungsi pulang ke rumah mereka masing-masing di lereng Merapi keesokan harinya untuk memberikan makan ternak mereka. Setelah itu mereka kembali ke barak pengungsian pada malam harinya.

Sebagian lainnya tetap berada dalam kantor desa. Berdasarkan pantauan Solopos.com, ada belasan orang yang tetap berada dalam barak pengungsian Kantor Desa Balerante, Minggu siang.

Mereka mayoritas warga lansia, perempuan, serta anak balita. Sementara itu, Ketua Organisasi Pengurangan Risiko Bencana (OPRB) Desa Tegalmulyo, Klaten, Subur, menjelaskan jumlah pengungsi Merapi di balai desa pada Jumat malam hanya sekitar 75 orang.

Kondisi Terkini Merapi, Juru Kunci: Panas Semlengit dan Sering Gludug

Jumlah itu bertambah menjadi 108 orang pada Sabtu malam. Mereka yang mengungsi merupakan kelompok rentan seperti warga lansia serta anak balita.

“Bertambahnya pengungsi memang karena atas keinginan mereka sendiri, tidak ada yang memerintah. Mereka sudah menganggap, mengungsi saat ini sudah menjadi satu kebutuhan untuk selamat. Kami sendiri juga kaget dari malam pertama itu 75 orang, sementara tadi malam menjadi 108 orang. Tetapi, kagetnya kami kaget senang karena mereka menyadari tentang ancaman bahaya,” kata Subur.

Soal logistik, Subur menjelaskan untuk sementara kebutuhan logistik terutama bahan pangan masih mencukupi. Pada Minggu, ada kelompok nonpemerintah yang menyalurkan bantuan ke Tegalmulyo. “Untuk sayur mayur bisa kami carikan dari sekitar kami,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya