SOLOPOS.COM - Salah satu alat pemantau aktivitas gunung berapi milik BPPTKG yang terpasang di sekitar Pasar Bubrah atau di ketinggian kurang lebih 2.600 mdpl. Foto diambil belum lama ini. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Gunung Merapi tak dapat diamati secara maksimal

Harianjogja.com, JOGJA — Seorang pendaki yang tidak diketahui identitasnya berulah dengan memanjat tower pemantauan milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Kamis (31/8/2017). Akibat tindakan tersebut, reflector Electronic Distance Measurement (EDM) berubah posisi.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), I Gusti Made Agung mengatakan oknum pendaki sempat menutup CCTV di tower pemantauan yang berada di puncak Gunung Merapi dengan tangan.

“Kalau CCTV-nya hanya sementara saja, tapi karena towernya dinaiki jadi reflector EDM berubah posisi. Kalau reflectornya berubah posisi jadi tidak bisa digunakan. Posisinya itu harus fix,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (1/9/2017).

I Gusti Made Agung menjelaskan reflector EDM adalah alat yang digunakan untuk pemantauan deformasi atau perubahan bentuk dan posisi suatu objek dalam jangka waktu tertentu. Menurutnya, alat ini digunakan setiap hari untuk mengukur jarak dari lereng hingga puncak Gunung Merapi sehingga bisa diketahui perubahan jarak yang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya