SOLOPOS.COM - Gunung Merapi terpantau mengeluarkan awan panas guguran pada Kamis (18/6/2021). (Instagram/@BPPTKG)

Solopos.com, SLEMAN -- Gunung Merapi pada Jumat (18/6/2021) pagi kembali terpantau mengeluarkan awan panas guguran disertai luncuran lava. Setidaknya terjadi dua kali awan panas guguran sejak pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB.

Luncuran awan panas guguran itu terjadi tepatnya pukul 02.44 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 23 mm dan durasi 90 detik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Teramati 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.000-1.400 meter mengarah ke tenggara," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/6/2021)

Awan panas guguran Merapi terjadi tepatnya pukul 00.38 WIB. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm dan durasi 95 detik dan stimasi jarak luncur 1.000 meter ke arah tenggara.

Lalu tidak lama berselang awan panas guguran kembali muncul pada pukul 01.07 WIB. Kali ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm dan durasi 134 detik. Serta estimasi jarak luncur lebih panjang dari sebelumnya yakni mencapai 1.400 meter dan masih ke arah tenggara.

Dalam periode pengamatan itu gunung terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah. Sejumlah guguran lava turut teramati dalam periode pengamatan enam jam tersebut. Semua guguran lava kali ini masih mengarah ke barat daya.

"Teramati 16 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 900 meter ke arah barat daya," ujar Hanik.

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi. "Untuk kegempaan ada kegempaan guguran sebanyak 55 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali," imbuhnya.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Kamis (17/6/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Pada periode itu awan panas guguran terjadi sebanyak empat kali.

"Teramati 4 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 2000 meter mengarah ke barat daya," ucapnya.

Tidak hanya awan panas guguran yang teramati keluar dari puncak Merapi pada periode tersebut. Melainkan juga dengan guguran lava yang mengarah ke tenggara dan barat daya.

Setidaknya teramati 8 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter dan ke arah tenggara 1 kali dengan jarak luncur 900 meter. Asap kawah saat itu sempat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi hingga 200 meter di atas puncak kawah.

Sejumlah kegempaan juga masih terjadi dalam periode tersebut. Mulai dari kegempaan guguran sejumlah 164 kali, lalu ada hembusan 18 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 21 kali dan tektonik jauh sebanyak 2 kali.

Baca Juga: Kalitalang Klaten Terkenal Sebagai Salah Satu Spot Terbaik Abadikan Merapi

Potensi Bahaya

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. "Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya