SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima, Sulfian, 45, dilapaknya di Objek Wisata Gunung Kemukus, Dukuh Kedunguter RT 002, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Sabtu (12/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Mencari berkah di Gunung Kemukus kini jadi aktivitas rutin sebagian warga di sekitar objek wisata yang berada di Dukuh Kedunguter, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen ini. Namun mencari berkah yang dimaksud bukan dengan mendatangi tempat yang dikeramatkan seperti makam Pangeran Saumdra atau lainnya lantas melakukan ritual.

Mencari berkah di sini adalah mencari rezeki, salah satunya dengan berjualan. Citra baru Gunung Kemukus sebagai objek wisata keluarga telah menarik banyak wisawatan berkunjung. Kerumunan di objek wisata ini memberi berkah bagi warga sekitar. Gunung Kemukus yang awalnya kawasan gersang, kini jadi sumber penghasilan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga yang mendapat berkah dari keberadaan Gunung Kemukus ini adalah Warini, 47. Ia merintis usaha berjualan minuman serta mie instan seduh sejak dua bulan lalu. Dia tidak ingin hanya jadi penonton objek wisata di dukuhnya.

Baca Juga: Nikmatnya Sensasi Berbeda Gunung Kemukus Dalam Mode Malam

Ekspedisi Mudik 2024

Bermodal tabungan sekitar Rp200.000, dia menjajakan minuman teh serta minuman instan. Rak sepatu pun ia atur menjadi meja. Ia kini berjualan di bagian barat Jl. Gn. Kemukus setelah sebelumnya berjualan di area taman Gunung Kemukus. Satpol PP melarangnya berjualan di kawasan promenade itu.

“Omzet itu enggak mesti. Kendalanya hujan. Enggak ada orang dapat Rp10.000. Cuaca bagus bisa Rp200.000,” paparnya saat ditanya mengenai pendapatan harian.

Omzet yang dia dapat diputar untuk menambah modal usaha. Meskipun pendapatan tidak tetap, menjadi PKL dinilai lebih bisa dijadikan gantungan dibandingkan bertani yang menggunakan lahan di sekitar Waduk Kedung Ombo (WKO).

Warini merupakan salah satu warga terdampak proyek WKO. Ia baru bisa menanami lahannya dengan jagung saat air WKO surut. “Dari pada tani. Hasil berjualan bisa untuk beli lombok ajek. Dua tahun saya pernah enggak tanam sekali pun karena tergenang air,” jelasnya.

Baca Juga: Emoh Kepruk Pengunjung, PKL Gunung Kemukus Pasang Daftar Harga

Dia juga pernah merugi banyak saat air pasang WKO merendam tanaman jagungnya yang siap panen. Modal Rp5 juta pun raib.

PKL lainnya, Sulfian, juga mencoba mengubah nasibnya dengan berjualan di Gunung Kemukus. Sebelumnya, Ketua Paguyuban PKL Samudra Indah ini biasa membantu usaha suaminya membuka toko kelontong di Dukuh Kedunguter RT 002 serta berjualan ikan.

Namun, pandemi Covid-19 membuat warung makan yang biasa ia suplai ikan nila dan patin gulung tikar. Kini dia merintis usaha berjualan oleh-oleh serta suvenir di Gunung Kemukus

Paguyuban PKL Samudra Indah yang ia pimpin merupakan wadah bagi para PKL yang berjualan di Kemukus. Sejauh ini ia punya 35 anggota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya