SOLOPOS.COM - Ilustrasi gelombang tsunami. (Liputan6.com)

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah negara kawasan Pasifik panik setelah muncul gelombang tsunami yang disebabkan oleh letusan gunung berapi bawah laut raksasa di negara Pasifik Tonga.

Seperti dilansir dari kabar24, ancaman tsunami yang bermula dari letusan Gunung Hunga Ha’apai direspons telah menimbulkan kepanikan di sejumlah negara kawasan pasifik lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti diketahui, letusan selama delapan menit itu begitu keras sehingga bisa terdengar sebagai “suara guntur yang keras” di Fiji, lebih dari 800 km (500 mil), menurut pejabat di ibu kota Suva.

Pemerintah Fiji telah mengeluarkan peringatan tsunami dan membuka pusat evakuasi bagi orang-orang di daerah pesisir dataran rendah. Di Selandia Baru, yang berjarak lebih dari 2.300 km, para pejabat telah memperingatkan gelombang badai.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: 16 Januari 1878 Rusia Kalahkan Kesultanan Ottoman

Sedangkan Badan Manajemen Darurat Nasional mengatakan daerah pesisir di pantai utara dan timur Pulau Utara terlihat “arus kuat dan tidak biasa dan gelombang tak terduga di pantai”.

Pemantau cuaca Weather Watch Selandia Baru melaporkan terjadi pelepasan energi sangat mencengangkan dan orang-orang mendengar ledakan di Selandia Baru.

Sebelumnya, rekaman media sosial menunjukkan air mengalir melalui gereja dan beberapa rumah, dan saksi mata mengatakan abu jatuh di ibu kota, Nuku’alofa.

Peringatan tsunami membuat warga berebut ke tempat yang lebih tinggi. Letusan gunung berapi Hunga Tonga Hunga Ha’apai mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Pasifik Selatan.

Baca Juga: Sejumlah Orang Ditusuk Saat Ujian Seleksi Perguruan Tinggi di Jepang

Sedangkan ibu kota Tonga terletak hanya 65 km utara gunung berapi. Salah satu warga Tonga, Mere Taufa, mengatakan letusan melanda saat keluarganya sedang mempersiapkan makan malam, dan adiknya mengira bom meledak di dekatnya sebagaimana dikutip BBC.com, Sabtu (15/1/2021).

“Naluri pertama saya adalah berlindung di bawah meja, saya meraih adik perempuan saya dan berteriak pada orang tua saya dan orang lain di rumah untuk melakukan hal yang sama,” menurut situs berita Selandia Baru Stuff.co.nz. Taufa mengatakan hal berikutnya yang dia tahu, air mengalir deras ke rumah mereka.

“Anda hanya bisa mendengar teriakan di mana-mana, orang-orang berteriak untuk keselamatan, agar semua orang bisa naik ke tempat yang lebih tinggi,” tambahnya.

Gumpalan gas, asap dan abu yang mengalir dari gunung berapi mencapai ketinggain 20 km, menurut Badan Geologi Tonga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya