SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berfoto bersama pendiri sekaligus CEO Gojek Nadiem Makarim di Jakarta, Jumat (20/9/2019). (Antara-Humas Pemprov Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membentangkan karpet merah kepada setiap investor yang hendak menanamkan modal. Komitmen mengundang dan memudahkan investasi di Jateng itu disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menerima kunjungan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) ke kantornya, Selasa (24/9/2019).

Kemudahan bagi investor itu, menurut Gubernur Ganjar Pranowo bertujuan mempercepat pencapaian target Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jateng sebesar 7% pada dua tahun ke depan. Memurutnya, pemerintah harus memfasilitasi dan memberikan komitmen kepada setiap pemodal untuk masuk ke Jawa Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Situasi global yang masih memanas, menurut dia justru menjadi peluang agar Jawa Tengah menarik lebih banyak investasi. “Kami komitmen kasih karpet merah untuk investor, karena situasi eksternal sedang tidak bagus. Peluang itu harus bisa kita tangkap, agar pebisnis tetap bisa mengembangkan usahanya,” tutur Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Jateng, menurut Ganjar memiliki sejumlah keunggulan agar pebisnis tertarik menanamkan modalnya. Dari sisi birokrasi pemerintahan, proses perizinan cenderung mudah, cepat, dan murah.

Pada periode pertama kepemipinannya sebagai Gubernur Jateng pada 2013-2018, permasalahan utama yang dibereskan ialah korupsi. Ketika fondasi birokrasi sudah kuat, maka pengembangan pelayanan ke depannya akan lebih mudah.

Jateng juga masih memiliki ruang lahan yang dapat dimanfaatkan. Kawasan Industri Kendal (KIK) pada tahun ini akan meningkat statusnya menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemprov Jateng juga akan mengembangkan sentra-sentra indsutri baru, seperti di Kawasan Industri Brebes.

Daya tarik Jateng lainnya, sambung Ganjar, adalah iklim politik yang cenderung kondusif. Sebagai contoh, demo yang dilaksanakan pada Selasa (24/9/2019) berlangsung aman, dan situasi panas cenderung mereda setelah mahasiswa bertemu Gubernur. “Selain itu, kondisi hubungan industrial antara kebutuhan para pebisnis relatif bagus,” imbuhnya.

Pelaku usaha juga kerap mengaitkan potensi Jateng terkait Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) yang cenderung terjangkau. Dalam hal ini, Pemprov Jateng berupaya mengajak pengusaha untuk lebih transparan dan pekerja lebih realistis.

Adanya sinergi membuat produktivitas mengalami peningkatan. Terbukti ekspor Jateng cenderung meningkat. Tiga sektor yang menjadi andalan adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), mebel, dan alas kaki.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non migas Jateng pada Januari—Juli 2019 mencapai US$4.823,5 juta, tumbuh 3,78% year on year (yoy) dari Januari-Juli 2018 sebesar US$4.648,04 juta.

Dari sisi produk, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih menjadi primadona, karena berkontribusi 43,88% dari total ekspor atau US$2.117,04 juta. Adapun, produk kayu dan perabotan berkontribusi 19,04% atau US$918,39 juta, serta alas kaki 5,49% atau US$264,96 juta.

Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan investasi diharapkan turut mendongkrak PDRB Jateng. Menurut Ganjar, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta pertumbuhan ekonomi Jateng sebesar 7% dapat tercapai pada 2023. Namun, harapannya target itu dapat diraih lebih cepat.

“Bu Sri Mulyani sudah bilang siap bantu agar Jateng mencapai [pertumbuhan ekonomi] 7 persen. Tapi saya mikirnya kalau bisa lebih cepat mengapa tidak. Dalam dua tahun bisa sampai 7%,” ujarnya.

Pada kuartal II/2019, PDRB Jateng baru mencapai 5,6%. Oleh karena itu, butuh upaya lebih untuk mendorong pertumbuhan.

Selain memudahkan investor masuk, Jateng akan membenahi infrastruktur agar memudahkan konektivitas dan jalur logistik. Salah satu fokusnya adalah membuat suplly chain menggunakan jalur loop kereta api.

“Jalur KA kita sudah ada, melingkar menghubungkan utara selatan. Memang masih perlu koordinasi, agar KA untuk logistik dapat dimaksimalkan, bersama dengan pengembangan dry port,” imbuhnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah pusat juga merencanakan pengembangan sejumlah tol di Jateng atau melewati, seperti Semarang-Demak, Bandung-Tasikmalaya-Cilacap, Bawen-Jogja, Kudus-Pati-Rembang-Tuban, dan Solo-Jogja. Pemprov Jateng pun tengah mengembangkan bandara di Solo, Purbalingga, Pulau Karimunjawa, dan Blora.

Di sektor tenaga kerja, Gubernur Jawa Tegah itu mengupayakan perubahan kurikulum SMK agar sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, sambung Ganjar Pranowo, pertumbuhan ekonomi juga akan selaras dengan pemerataan, karena turut melibatkan sektor UMKM.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya