SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (5/7/2021). (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, membantah serapan anggaran penanganan Covid-19 di Jateng baru mencapai 0,15%. Ia menyebut serapan anggaran Covid-19 Jateng hingga kini telah mencapai 17,28%.

Serapan anggaran Covid-19 di Jateng sempat dipersoalkan. Hal itu menyusul unggahan akun @pandemictalks di Instagram yang menyebut serapan anggaran Covid-19 Jateng terendah kedua se-Indonesia, dengan capai 0,15%. Akibat informasi itu, Ganjar pun menuai banyak kecaman dan kritik. Banyak yang mempertanyakan serapan anggaran penangan Covid-19 yang masih sangat rendah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini penting untuk clearence, karena kemarin bully sudah terjadi. Hoaks sudah terjadi orang bertanya, saya jelaskan. Ada media yang menulis, sayangnya tidak wawancara saya. Maka ini banyak yang bertanya, saya kasih data,” kata Ganjar, Sabtu (24/7/2021).

Ganjar mengatakan berdasarkan amanat refocusing dari pemerintah pusat, 8% dari Dana Alokasi Umum (DAU) digunakan untuk penanganan Covid-19. Jumlahnya mencapai Rp283 miliar yang dipergunakan untuk 5 item, yakni penanganan Covid-19, dukungan vaksinasi, dukungan pada kelurahan, insentif tenaga kesehatan, dan belanja kesehatan lain.

Total serapan anggaran sampai dengan hari ini, lanjut Ganjar, mencapai Rp49.040.562.303, atau sekitar 17,28%. Dari jumlah sebanyak itu, pemberian insentif untuk nakes mencapai Rp39.895.216.303, atau sekitar 66,31% dari total kebutuhan.

“Dukungan vaksinasi sudah relatif berjalan, untuk desa kelurahan juga sudah berjalan,” katanya.

Baca Juga: Beredar Kabar Nakes RSUD Ambarawa Ditusuk Keluarga Pasien Covid-19, Ini Klarifikasi Polda Jateng

Alat WGS

Ganjar menambahkan penyerapan anggaran sekitar 17,28% itu yang sudah terealisasi. Sedangkan, beberapa kegiatan yang sudah berjalan atau proses pengadaan belum dibayarkan. “Karena semua masih berjalan, kita beli peralatan, beli alat whole genome sequencing [WGS] kita perlu
waktu. Kalau barangnya datang, kita bayar. Kita juga menyiapkan pembelian ambulans, peralatan kesehatan. Ini sudah dipesan semua,” ujarnya.

Ganjar juga meminta Inspektorat Jateng melakukan percepatan dalam proses administrasi. Hal itu dikarenakan pengadaan barang dan pembelanjaan anggaran harus didahului pemeriksaan Inspektorat.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng yang juga Plt. Sekda Jateng, Prasetyo Aribowo, mengatakan rencana pembelanjaan DAU mengalami perubahan berdasarkan perkembangan di lapangan.

Baca Juga: Digerebek Petugas, Nasib PKL Di Purwodadi Berakhir Bahagia

“Pada awal juli angka itu kita reassesment ulang penggunanannya, karena waktu itu kita tidak tahu adanya varian Delta. Beberapa kita tunda, misalnya pelatihan bintek untuk promosi kesehatan. Kita fokus untuk Covid-19,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya