SOLOPOS.COM - Petani memanen buah melon di salah satu perkebunan di Pringapus, Kabupaten Semarang, Jateng, Selasa (26/9/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, GROBOGAN — Produksi buah melon di Jawa Tengah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Jateng.bps.go.id, Rabu (6/10/2021), produksi buah melon pada 2020 di Jawa Tengah mencapai 316,034 ton dengan luas lahan 1908 hektar (Ha). Jumlah produksi ini mengalami peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya, 2019, yang jumlahnya 271,498 ton dengan luas lahan 1777 Ha.

Dari jumlah produksi buah melon tersebut di Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan tercatat memiliki jumlah produksi buah melon tertinggi di Jawa Tengah dengan jumlah produksi pada 2020 lalu mencapai 91,875 ton dengan luas lahan 115 hektar (Ha).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari Grobogan.go.id, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Grobogan mengakui bahwa produksi buah melon  terbilang tinggi. Pada 2015 lalu, luas lahan buah melon tercatat ada sekitar 500 hektar (Ha) dengan total produksi mencapai 9000 per tahun, namun sekarang luas lahannya diperkecil, tapi jumlah produksinya lebih signifikan.

Baca Juga: Ada Menara Eiffel di Rawa Pening, Tak Perlu ke Paris Gaes

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangandan Hortikultura yang saat itu menjabat, Edhie Sudaryanto, area lahan buah melon pada 2015 lalu tersebar di sejumlah kecamatan, antara lain Kecamatan Toroh, Kecamatan Godong, Kecamatan Purwodadi, Kecamantan Klambu dan yang terbesar ada di Kecamatan Penawangan.

Untung Besar Saat Pandemi Covid-19

Dilansir dari Dispertan.grobogan.go.id, saat pandemi Covid-19 melanda, buah melon di Kabupaten Grobogan justru mengalami penjualan yang pesat. Salah satu petani melon di Desa Ngaringan, Kecamatan Ngaringan bernama Hardiono mengaku meraih keuntungan besar meski pandemi Covid-19 merebak.

Hardiono menanam melon di lahan seluas 0,3 hektar (Ha) dengan populasi tanam melon sebanyak 8000 batang dibaderol Rp56 juta dengan sistem tebas. Sedangkan biaya produksi kurang lebih Rp20 juta. Hardiono mengaku karena faktor cuaca yang mendukung dan tidak diserang hama serta penyakit sehingga membuat perkembangan tanaman melon bagus.

Baca Juga: Yutuk Goreng Khas Pesisir Kebumen-Cilacap, Gurih Banget Lur

Ia menambahkan dari lahan tersebut, sebagain ditanami melon jenis Action dan LA. Pada awalnya, sempat ada kekhawatiran kalau tidak laku terjual karena wabah Covid-19, namun kekhawatiran itu sirna dan terbayar saat panen karena dia justru mendapat keuntungan besar. Terlebih dalam waktu kurang dari 60 hari, tanaman melon sudah dapat dipanen.

Hardiono juga mengaku bahwa keberhasilannya dalam memanem melon serta keuntungan yang didapat juga peran serta kelompok tani yang selalu membantunya dalam membudidayakan melon tersebut, seperti dalam menjaga kesuburan tanah dengan menggunakan pupuk organik dan pengendalian hama dan penyakit pada buah secara terpadu.

Menurut Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan yang saat ini menjabat, Nur Widiastuti mengatakan keberhasilan Hardiono dalam mengembangkan tanaman melon ini tidak lepas dari peran kelompok tani serta para penyuluh pertanian yang selalu memberikan bimbingan teknis bertani.

Baca Juga:Profil Arief Rohman Bupati Blora, Dulu Guru Ngaji Hlo

Selanjutnnya, Widi menambahkan Kabupaten Grobogan mampu menjadikan tanaman buah melon tumbuh subur. Oleh sebab itu ia berharap tanaman buah melon bisa dikembangkan secara luas di Kabupaten Grobogan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani terlebih pada masa pandemi covid-19.

Karakteristik Buah Melon

Melon merupakan buah yang tumbuh di area tropis (tropical fruit) dan termasuk dalam famili Cucurbitaceae dan banyak yang menyebutkan buah ini berasal dari lembah panas Persia atau daerah Mediterania.

Buah ini bisa tumbuh optimal pada ketinggian 250 hingga 800 meter di atas permukaan lau (mdpl) dan curah hujan antara 1500 hingga 2500 mm/tahun dengan kelambapan udara antara 50-70 persen.

Sedangkan di Kabupaten Grobogan, curah hujannya terbilang sedikit, antara 126,00 hingga 186,00 mm per tahunnya. Meskipun curah hujan sedikit Kabupaten Grobogan didukung dengan kondisi topografi yang memungkinkan banyaknya dataran tinggi yang ketinggiannya mencapai 500 mdpl. Faktor inilah menjadi pendukung produksi melon di Kabupaten Grobogan melimpah ruah, selain upaya langsung dari para petani melon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya