SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten tengah membangun gedung pertemuan megah yang akan diberi nama Grha Megawati. Proyek tersebut menelan anggaran hingga Rp90 miliar.

Proses pembangunan dimulai tahun 2019 dan ditargetkan rampung 2022. Selain namanya yang identik dengan nama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan warnanya yang merah, yang menarik perhatian nilai anggarannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip dari Detik.com, Pemkab Klaten menggelontorkan dana hingga Rp90 miliar rupiah untuk pembangunan gedung yang berlokasi di Kelurahan Buntalan, Klaten Tengah, Jawa Tengah itu. Sontak pembangunan Grha Megawati di Klaten ini menarik perhatian publik Tanah Air.

Baca juga: Bakal Bernama Grha Megawati, Ini Penampakan Gedung Pertemuan Buntalan Klaten

Tanggapan DPR

Menanggapi hal tersebut, politikus senior PDIP yang juga Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Dapil V Jawa Tengah (Jateng), Aria Bima, memberikan komentarnya. Menurut dia penamaan gedung, jalan, atau pasar, merupakan bentuk penghargaan kepada tokoh.

“Bagaimana tiap-tiap daerah dengan kepala daerah dan DPRD mentradisikan menghargai siapa yang mau ditokohkan,” ujar dia kepada wartawan di Solo, Sabtu (20/2/2021).

Namun dikarenakan situasi dan kondisi saat ini sedang pandemi, Aria mengakui pembangunan sebuah gedung atau infrastruktur tak bisa lepas dari kemampuan anggaran. Penggunaan anggaran yang besar harus dipertimbangkan layak atau tidak dengan kepentingan publik.

“Anggaran ini layak enggak dengan kepentingan-kepentingan publik yang ada. Menurut saya silahkan-silahkan saja. Asalkan proses dan mekanismenya disepakati lewat pengusulan kepala daerah dan DPRD nya,” imbuh dia.

Baca juga: Nissa Sabyan Pelakor, Ustaz Zacky Mirza Kaget

Aria juga menekankan pentingnya prioritas penggunaan anggaran di suatu daerah, serta fungsi dari penggunaan nama tokoh itu. Selebihnya, dia mengembalikan proses dan pengambilan keputusan kepada masing-masing daaerah.

Ihwal adanya kritik dari pihak-pihak tertentu terkait pembangunan Grha Megawati di Klaten, Aria menilai tidak masalah selama mempunyai argumentasi yang tepat. Justru berbagai kritik dan masukan tersebut menjadi bagian dari proses pendidikan kepada masyarakat.

“Hanya kalau ada nyinyiran atau kritik, sejauh argumentatif, saya kira itu bagian proses pendidikan rakyat dalam pemberian nama-nama tokoh untuk jalan atau gedung. Tergantung dari masing-masing rakyat untuk menilai,” papar dia.

Baca juga: 12 Sumur di Karanganom Klaten Ambles, Inikah Penyebabnya?

Aria tak mempermasalahkan dibanding-bandingkannya Grha Megawati di Klaten dengan Museum SBY di Pacitan. Dengan begitu bisa dilihat jelas dasar atau tujuannya, yang mana yang public oriented dan yang personal oriented.

Bupati Klaten

Sementara itu Bupati Klaten terpilih, Sri Mulyani, mengatakan, Grha Megawati merupakan gedung serba guna. Dia menegaskan tidak ada pelanggaran apapun mulai proses perencanaan, anggaran, hingga pelaksanaan. Dia pun mengatakan pembangunan gedung itu tidak terkait dengan kepentingan politik. Jadi, siapapun boleh memanfaatkannya.

"Gedung itu siapapun masyarakat yang akan memanfaatkan boleh. Karena saya bangun memang untuk masyarakat. Intinya gedung itu untuk masyarakat. Yang memang namanya akan kami pakai untuk sosok seorang kepala negara wanita pertama di Indonesia" kata Sri Mulyani seperti dilansir Detik.com.

Baca juga: Mencengangkan! Jalak Lawu Berkaitan dengan Raja Majapahit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya