SOLOPOS.COM - Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag (Istimewa)

Isu global warming atau pemanasan global belakangan menjadi lebih serius dan membutuhkan kerja sama semua pihak untuk mencari jalan keluarnya. Sebagai tanggapan atas hal tersebut, IAIN Salatiga membuat kebijakan Green Wasathiyyah Campus.

Dengan adanya kebijakan ini, IAIN Salatiga terus mengadakan pembangunan yang memperhatikan sustainability atau kesinambungan dan keberlanjutan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kebijakan Green Wasathiyah Campus bukan semata-mata membangun kampus hijau, tetapi juga menekankan pada kata wasathiyyah yang berarti ekuilibrium atau keseimbangan. Kampus IAIN Salatiga harus dipahami sebagai ekosistem yang menjadi bagian dari keseimbangan lingkungan.

Inti yang ingin dibangun dengan Green Wasathiyyah Campus adalah kepedulian terhadap sustainability/keberlanjutan; bagaimana manusia tidak hanya sekadar memikirkan cara bertahan hidup di masa sekarang tetapi juga berpikir untuk kehidupan jangka panjang serta kehidupan generasi yang akan datang.

Enam Variabel

Kebijakan Green Wasathiyyah Campus IAIN Salatiga memiliki enam variabel, yang pertama adalah infrastruktur ramah lingkungan. Pembangunan kampus berwawasan lingkungan harus memperhatikan ruang terbuka hijau. Master plan pembangunan kampus sudah harus menyiapkan wilayah untuk ruang terbuka hijau yang luas dan memadai.

Variabel kedua adalah pembangunan hutan kampus. Keberadaan hutan kampus adalah hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan oksigen sivitas akademik. Suplai oksigen dari hutan kampus harus memenuhi kebutuhan semua sivitas akademik, lebih baik jika hutan kampus juga bisa memberi suplai oksigen untuk masyarakat sekitar kampus.

Yang ketiga adalah pengelolaan limbah dan sampah; limbah dan sampah yang dihasilkan oleh sivitas akademika IAIN Salatiga harus dapat didaur ulang. Selain itu, diterapkan pula penerapan kebijakan pengurangan sampah plastik dengan menggalakkan penggunaan tempat minum yang dapat dipakai kembali, dan penerapan kebijakan paperless dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Variabel selanjutnya adalah sumber daya air. Upaya konservasi air yang dapat dilakukan di kampus misalnya adalah memperbanyak area resapan air, dengan adanya area resapan air hujan bisa langsung disimpan dan dimanfaatkan kembali. Pembuatan embung adalah bentuk lain dari konservasi lain. Di samping upaya untuk mengonservasi air, diperlukan pula upayan untuk menghemat/efisiensi penggunaan air.

Menekan Jumlah Emisi

Yang tidak kalah penting adalah kebijakan terkait penataan transportasi. Memperbanyak pedestrian dan mengurangi jumlah kendaraan bermotor di kampus akan sangat membantu menekan jumlah emisi. Langkah selanjutnya yang bisa diambil adalah dengan membuat area parkir hijau, yaitu area parkir yang bisa menjadi area resapan air, area terbuka hijau yang dapat menjadi sumber oksigen, dan area yang memakai penerangan dari energi terbarukan.

Terakhir adalah pembangunan smart building yang tidak banyak memerlukan energi dan efisien dalam penggunaan energi terutama energi listrik.

Adanya Green Wasathiyyah Campus harus didukung pendidikan dan penelitian dengan membuat kurikulum yang terintegrasi wawasan lingkungan. Pembangunan Green Washatiyah Campus adalah visi jangka panjang yang harus dilakukan sedikit demi sedikit.

Hadirnya kampus dengan identitas islami hendaknya bisa menjadi rahmat bagi semesta, termasuk bisa menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan. Konservasi air dan udara serta isu pemanasan global telah menjadi tantangan untuk bersama, Green Wasathiyyah Campus hadir untuk menjadi jawaban solutif dari permasalahan tersebut.

(Penulis merupakan Rektor IAIN Salatiga/Guru Besar IAIN Salatiga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya