SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo menyemprotkan cairan disinfektan pada armada bus Batik Solo Trans (BST) di halaman kantor Dishub Solo, Selasa (17/3/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Sedikitnya 2.000 0rang memanfaatkan fasilitas naik Bus Batik Solo Trans atau BST gratis setiap harinya selama 29 hari pertama penerapan program buy the service.

Program itu berlangsung per 1 Juli 2020 lalu dan direncanakan sampai akhir tahun ini. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo mengevaluasi layanan Batik Solo Trans (BST) Koridor 3 dan 4 tanpa biaya, awal pekan ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno, mengatakan selama 29 hari program tersebut berjalan, sekitar 63.000 penumpang terlayani. Jika dihitung per hari ada lebih dari 2.000 orang yang memanfaatkan layanan tersebut setiap harinya selama 29 hari pertama pemberlakuan bus BST gratis di Solo itu.

Polwan Cantik Sukoharjo Rela Jadi Bakul Jamu Gendong Demi Sosialisasi Bahaya Corona

Jumlah itu termasuk tinggi, apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. “Jumlah itu naik dibandingkan saat masih berbayar dulu. Kami akan terus sosialisasi agar kesadaran warga untuk menumpang kendaraan umum meningkat. Terlebih, pelayanan juga lebih baik dibandingkan sebelum program diterapkan,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (4/8/2020).

Pelayanan yang meningkat tersebut di antaranya adalah jarak antarbus yang lebih pendek, ketepatan waktu kedatangan, akses informasi yang lebih mudah dan sebagainya.

Protokol Kesehatan

Dishub terus memperbaiki pelayanan agar masyarakat semakin betah berada di kendaraan umum. Salah satunya memperpanjang jarak antarbus yang dinilai terlalu pendek.

6 Maling Motor Dibekuk Polres Boyolali, Ada Emak-Emak dan Anak Di Bawah Umur

“Satu bus dengan bus lain dalam satu koridor itu terlalu pendek, bahkan susul menyusul. Kami akan tata ulang agar jaraknya sedikit lebih panjang. Evaluasi yang paling banyak dibahas ya soal headway [jarak antarbus]. Sanitasi, protokol kesehatan sudah pas,” jelas Hari.

Jarak antarbus, sambung dia, sebenarnya sudah diatur sejauh 10 menit. Namun masih terlalu pendek meski operator hanya berpegang pada standard operating procedure (SOP).

Update Kasus Covid-19 Indonesia: Pasien Positif Tambah 1.815 Jadi 116.871 Orang

Perbaikan akan dilakukan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan. Ihwal operasional koridor 1 dan 2, Hari menyebut operator masih menunggu investor. Pengadaan bus sesuai standar Kementerian Perhubungan membutuhkan anggaran cukup besar.

“Busnya kan harus lebih besar dari BST Koridor 3 dan 4. Koridor 1 itu harus lebih besar dari Koridor 2 yang ukuran medium,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya