SOLOPOS.COM - Katimin gowes dari Bekasi ke Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI – Pria asal Wonogiri, Katimin, 57, pulang ke kampung halamannya dari Bekasi dengan mengayuh sepeda alias gowes. Aksi Katimin itu pun menjadi perbincangan di dunia maya.

Katimin pulang ke Wonogiri karena ingin merawat ibunya yang sedang sakit. Sebagai anak semata wayang, dia tak ingin ibunya terbaring sakit sendirian di Wonogiri. Oleh karenanya dia memutuskan untuk pulang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Karena tak ada biaya, Katimin memilih gowes dari Bekasi ke Wonogiri. Sepeda itu sendiri rencananya akan digunakan Katimin untuk berjualan roti selama berada di Wonogiri. Selama perjalanan dari Bekasi hingga Wonogiri, dia mengaku banyak orang yang memberi bantuan dan memperhatikan dia.

Kenali Risikonya, Ini Cara Berkendara Aman saat Hujan

Terutama para komunitas sepeda. Mulai dari memberi makan dan minuman hingga memberi uang. Setiap ia memperoleh bantuan, baik uang maupun makanan, selalu dicatat. Selama perjalanan ia mendapat uang bantuan sekitar Rp400.000. Lokasi ia mendapatkan bantuan diantaranya saat di Subang, Brebes, Slawi, Tegal, Pemalang, Batang, Semarang, Sukoharjo dan Wonogiri.

“Bervariasi, selain dari para komunitas sepeda, saat saya berhenti di rest area ada beberapa orang yang memakai mobil memberi uang. Ada juga pengendara di jalan yang berhenti menghampiri saya. Makanan yang sering diberikan itu roti dan air mineral. Kadang juga diajak makan di warung. Kalau uang mulai dari Rp10.000 hingga ada yang memberi Rp200.000,” ungkap dia saat dihubungi Solopos.comm, Rabu (18/11/2020).

Selama perjalanan ada dua hal yang membuat Katimin merasa berat. Pertama, saat di kawasan Alasan Roban, Kabupaten Batang. Kontruksi atau medan jalan cukup berat. Ia beberapa kali harus menuntun sepedanya. Jika dipaksakan bisa berisiko besar.

Kedua, Katimin sempat mengalami kram kaki saat tiba di daerah Semarang, kakinya tidak bisa digerakkan. Akhirnya, ia bertemu dengan komunitas sepeda dari Salatiga. Kemudian komunitas itu mencarikan tempat tidur di Pos Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang.

“Kalau saya masih kuat mau diajak gowes sampai Salatiga dan tidur di sana. Tapi karena saya tidak mampu saya diberi makan dan uang serta dicarikan tempat istirahat,” ujar dia.

Naik Bus

Pada pagi hari, Katimin disuruh naik angkutan menuju Banyumanik, Semarang. Setelah itu, ia disuruh naik bus menuju Solo. Selama naik angkutan dan bus, sepeda dinaikkan kendaraan.

“Lha gimana lagi ya, kaki saya sudah kram. Terus mereka menganjurkan untuk naik angkutan dan bus sampai Solo. Saat naik bus bayarnya dua orang, kan sama sepeda,” ujar dia.

Adapun cerita yang membuat ia berkesan dan meneteskan air mata ketika ia berjumpa dengan seorang pemuda perempuan yang berjualan minuman. Perempuan itu ternyata orang Purwantoro, Wonogiri.

“Saat sampai di Sukoharjo ia mengejar saya menggunakan sepeda. Ia memberi uang dan makanan. Saat kami berpisah, perempuan tadi melambaikan tangan sembari menangis. Sayapun juga ikut menangis. Mungkin karena sama-sama orang Wonogiri,” kata dia.

Akhirnya Ustaz Maheer Minta Maaf, Buat Nikita Mirzani?

Selama melakukan perjalanan, ia tidak pernah mengendarai sepeda pada malam hari. Pasalnya, sepedanya tidak memiliki lampu. “Saya setiap sore sudah berhenti dan beristirahat di rest area yang ada musholanya. Nanti pagi harinya baru lanjut perjalanan lagi,” kata dia.

Katimin mulai berangkat dari Bekasi Rabu (10/11/2020) pagi. Ia sampai di Wonogiri pada Selasa (17/11/2020). “Saya berangkat dari Bekasi setelah Subuh. Sampai rumah di Slogohimo pukul 12.00 WIB,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya