SOLOPOS.COM - Para petani di Desa Klandungan, Ngrampal, Sragen, berunjuk rasa di lokasi proyek pembangunan Jembatan Ganefo, Rabu (18/11/2020). (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN – Kalangan petani di Dukuh Krejeng, Desa Klandungan, Kecamatan Ngrampal, Sragen, memprotes pembangunan Jembatan Ganefo. Sebab mereka dipusingkan dengan hilangnya gorong-gorong yang biasa difungsikan untuk membuang genangan air saat musim hujan tiba.

Hilangnya gorong-gorong itu membuat air hujan tidak bisa dibuang ke Sungai Bengawan Solo. Dampaknya, lahan pertanian seluas dua hektare tergenang air saat hujan lebat datang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, sebagian tanaman petani membusuk setelah dua hari tergenang air hujan. Para petani tersebut kemudian mengadukan masalah yang dihadapi mereka ke Forum Masyarakat Sragen (Formas).

“Supaya tanaman padi tetapi hidup, sebagian petani harus bekerja keras untuk membuang air dengan cara disedot pakai mesin diesel. Dengan begitu, petani jadi lebih boros tenaga dan boros pengeluaran uang,” ujar perwakilan Formas Sragen, Sri Wahono, kepada Solopos.com, Kamis (19/11/2020).

Ganti Rugi Lahan Terdampak Tol Solo-Jogja di Colomadu Mulai Dibayarkan

Wahono menjelaskan proyek pembangunan fondasi Jembatan Ganefo telah menghilangkan gorong-gorong selebar sekitar dua meter. Gorong-gorong itu biasa dipakai untuk membuang air ke Sungai Bengawan Solo saat musim hujan tiba.

Saat gorong-gorong itu hilang, otomatis air tidak bisa dibuang ke Sungai Bengawan Solo hingga membanjiri area persawahan.

“Gorong-gorongnya sudah tidak ada. Jadi lubangnya buntet. Seharusnya sebelum proyek dimulai, ada pembahasan dengan warga sekitar khususnya para petani. Tapi, sejak awal tidak ada komunikasi antara pemborong dengan warga sekitar,” ucapnya.

Suroto Sebut Petani di Sragen Bisa Panen 3 Kali Setahun, KTNA Membantah

Buntut dari kekesalan petani, mereka menggelar unjuk rasa di lokasi pembangunan Jembatan Ganefo pada Rabu (18/11/2020) sore. Mereka memprotes pelaksana proyek yang telah menghilangkan gorong-gorong yang biasa dipakai untuk membuang air ke Sungai Bengawan Solo.

“Hari ini ada audiensi antara petani dengan pelaksana proyek. Hasilnya, pemborong akan membuatkan gorong-gorong baru. Warga sekitar juga berharap mereka dilibatkan dalam kegiatan proyek sebagai buruh bangunan,” papar Sri Wahono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya