SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekjen Golkar Idrus Marham, Nurdin Halid, dan BJ Habibie di pembukaan Munaslub Partai Golkar, Jakarta, Senin (18/12/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A)

Golkar disarankan tidak mendompleng nama Jokowi, namun mengusung capres sendiri.

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, menyarankan agar Partai Golkar tidak mendompleng nama Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun membangun figur sendiri untuk calon presiden (capres) 2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, kalau Golkar tidak aktif melahirkan tokoh-tokoh baru di taraf nasional, maka popularitas partai akan sulit didongkrak menghadapi Pilpres 2019. Pasalnya, sudah banyak partai dan asosiasi yang merapatkan barisannya ke Jokowi.

“Saya khawatir agak sulit melengketkan diri dengan Jokowi. Daripada begitu, lebih baik membangun tokoh sendiri,” ujar Qodari, Jumat (23/3/2018).

Qodari menilai upaya pendekatan Jokowi ke Partai Golkar akan sulit lantaran sudah banyak diklaim oleh partai pengusung lain. Terlebih, Jokowi juga merupakan kader PDIP.

“Golkar harusnya fokus menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk maju sebagai figur nasional, termasuk Ketua DPR Bambang Soesatyo [Bamsoet] dan Menteri Sosial Idrus Marham,” kata Qodari. Menurutnya, tokoh Golkar harus muncul bersamaan supaya membantu Golkar di Pilpres 2019.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan Partai Golkar perlu mencari kader yang bisa mendampingi Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019. Hal itu dia sampaikan saat menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto tentang Jokowi yang nyaman berpasangan dengan tokoh Golkar.

“Kalau itu harus dicari lagi kader-kader Golkar yang bisa membantu [Jokowi],” kata JK seusai menghadiri rapat pimpinan nasional Partai Golkar kemarin.

Namun JK menyatakan belum ada calon yang direkomendasikan partai kepada Jokowi. “Belum ada yang merekomendasikan, terkecuali PKB,” katanya.

Jusuf Kalla mengatakan calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi harus memenuhi dua kriteria utama. Pendamping Jokowi harus membantu elektabilitas selain memiliki konstituen sendiri sehingga dapat mendorong perolehan suara.

Pendamping Jokowi juga harus memiliki kemampuan menjalankan tugas-tugas presiden. Tanpa kemampuan tersebut, Jusuf Kalla menyatakan wakil presiden tak akan memiliki fungsi apapun.

Saat ditanya mengenai kecocokan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto dengan kriteria tersebut, Jusuf Kalla berkomentar singkat. “Ah, itu banyak hal yang cocok. Tinggal usaha saja,” kata Kalla.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya