SOLOPOS.COM - Komunitas Lintas Agama bersama LSM Imparsial dan empat desa di Kecamatan Ngargoyoso menyelenggarakan Festival Toleransi Ngargoyoso di Balaidesa Ngargoyoso pada Sabtu (10/4/2021). (Istimewa/Dokumentasi Fikri Hemas Pratama)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Desa Ngargoyoso, Puntukrejo, Berjo, dan Kemuning ditunjuk menjadi pelopor desa damai dan sadar kerukunan di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Hal itu ditandai dengan deklarasi dan penandatanganan prasasti di Balaidesa Ngargoyoso pada Sabtu (10/4/2021).

Pencanangan empat desa itu tidak secara tiba-tiba. Empat desa itu sudah melewati tahapan tertentu di bawah pembinaan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Imparsial atau The Indonesian Human Right Monitor dan Pusat Studi Agama dan Perdamaian (PSAP) Surakarta. Berawal dari pembentukan kelompok lintas agama dari berbagai kalangan. Seperti, kalangan pemuda membentuk Komunitas Rotan, ibu-ibu membuat Sekar Ayu, dan bapak-bapak adalah Janur Lawu. Informasi yang dihimpun Solopos.com, kelompok lintas agama itu terbentuk setahun terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Puncaknya, mereka menyelenggarakan Festival Toleransi Ngargoyoso dengan tanda pagar (tagar) Soloraya damai dan toleran atau Sodaraan. Kegiatan tersebut mengusung tema Mengangkat Kearifan Lokal, Merawat Keberagaman. Sebanyak 105 orang dari berbagai latar belakang ambil bagian.

Baca Juga: Kocar-Kacir Digerebek Polisi Karanganyar, Pebalap Liar Kabur Tinggalkan Motor

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua Panitia, Suwandi, menyampaikan pembentukan komunitas lintas iman sebagai upaya konkret meningkatkan kesadaran hidup berdampingan dengan toleransi.

“Hal utama dari kegiatan ini deklarasi dan penandatanganan prasasti desa sadar kerukunan. Kami berharap melalui program ini bisa membangun komitmen bersama mewujudkan perdamaian dan kerukunan dan memperkuat toleransi. Makanya kami menggunakan kearifan lokal sebagai modal sosial membangun kerukunan,” kata Suwandi dalam sambutannya.

Kepala Desa Ngargoyoso, Waluyo, mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan kerukunan dan perdamaian di Ngargoyoso pada umumnya.

Menular

Camat Ngargoyoso, Dwi Cahyono, berharap tidak hanya empat desa yang didaulat menjadi pelopor toleransi. Dwi mengamini bahwa keberadaan kelompok lintas agama itu bisa memantik kesadaran masyarakat menjaga toleransi antarumat beragama.

“Misal ibu-ibu di Sekar Ayu membuat makanan olahan, pemuda di komunitas Rotan bikin video pendek dan membersihkan tempat ibadah. Kelompok itu menjadi wadah komunikasi antarumat beragama. Terima kasih, semoga berlanjut jadi tidak hanya empat desa. Kalau perlu meremen [menular] ke kecamatan lain di Karanganyar,” tutur dia.

Baca Juga: ASN Karanganyar Dilarang Mudik, Tapi Ada Kelonggaran Untuk Kategori Ini

Menurut Dwi perselisihan antarumat beragama bisa berdampak lebih berbahaya dibandingkan dengan Covid-19. Oleh karena itu, dia berharap kegiatan lintas agama tetap berjalan meskipun festival sudah rampung.

Direktur Imparsial, Gufron Mabruri, menyebut Festival Toleransi Ngargoyoso sebagai upaya memperkuat semangat nilai toleransi, kerukunan, dan perdamaian di Ngargoyoso. Dia berharap komunitas lintas agama di Ngargoyoso dapat menyelenggarakan kegiatan lain.

Gufron menyebut Ngargoyoso sebagai miniatur Indonesia karena adanya keragaman di salah satu kecamatan di Karanganyar ini.

“Tantangan hari ini besar terutama di era digital. Informasi hoaks, ujaran kebencian, radikal. Jika tidak waspada berpotensi mengganggu kerukunan, perdamaian, dan toeransi. Ngargoyoso ini miniatur Indonesia. Komunitas lintas agama bisa hidup berdampingan damai. Ini ciri khas kekayaan Indonesia yang harus dijaga dan dirawat di tengah tantangan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya