SOLOPOS.COM - Mobil dinas wali kota tersebut sengaja diparkir di depan SMK Batik 2 sejak Sabtu (21/8/2021). Gibran menyebut ada dugaan pihak sekolah nekat menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Senin (23/8/2021). Dugaan bersumber surat dari SMK Batik 2 yang disebarkan kepada orang tua murid. Surat tersebut berisi pemberitahuan kegiatan PTM terbatas beserta aturannya. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kebiasaan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, meninggalkan mobil dinasnya Toyota Innova putih berpelat nomor AD 1 A di tempat yang sedang “bermasalah” mendapat respons dari pemerhati budaya, Tundjung W. Sutirto.

Berdasarkan catatan selama enam bulan menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Bengawan, Gibran sudah tiga kali memarkir dan meninggalkan mobil dinasnya tersebut di tempat yang sedang ada masalah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kali pertama Gibran meninggalkan mobil dinasnya ketika polemik terjadinya pungutan liar (pungli) oleh petugas Linmas Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon. Ketika itu Lurah Gajahan, Suparno, ikut terseret dalam kasus tersebut. Sebab tanda tangan dia muncul di surat yang digunakan petugas Linmas untuk menarik sumbangan kepada para pemilik toko di wilayah Gajahan.

Baca Juga: Layang-Layang Naga Ini Hasil Kreasi Perempuan Asal Blora

Hal tersebut berbuntut kepada dicopotnya Suparno dari jabatan Lurah Gajahan. Dia dipindahkan menjadi staf di Kantor Kecamatan Pasar Kliwon. Tapi ketika itu muncul gelombang protes dari sejumlah pemuda Gajahan. Mereka memasang spanduk dukungan bagi Suparno di depan kantor kelurahan pada malam hari.

Mereka juga berfoto dengan bertelanjang dada dengan posisi membelakangi kamera. Foto-foto tersebut lantas beredar luas melalui media sosial. Sore harinya, Gibran menaruh mobil di kompleks kantor kelurahan. Mobil itu diinapkan selama beberapa hari.

Aksi yang sama dilakukan Gibran menginapkan mobil dinasnya di Lapangan Kenteng, Mojo, Pasar Kliwon. Ketika itu terjadi perusakan ornamen belasan makam di TPU Cemoro Kembar.

Yang terbaru Gibran menginapkan mobil dinasnya di depan SMK Batik 2 Solo sejak Sabtu (21/8/2021) sore. Tindakan Gibran dipicu dugaan pihak sekolah akan menggelar pertemuan tatap muka (PTM) Senin (23/8/2021). Dugaan tersebut mendasarkan adanya surat dari pihak SMK Batik 2 Solo kepada wali atau orang tua siswa. Surat itu berisi pemberitahuan agenda kegiatan PTM terbatas beserta aturannya. Padahal saat ini belum boleh menggelar PTM.

Menanggapi kebiasaan Gibran meninggalkan mobil dinasnya di tempat yang sedang bermasalah, Tundjung menduga hal itu sebagai simbol kontrol Wali Kota agar tercipta perilaku bawah sadar dari subjek-subjek yang bermasalah.

Mereka diharapkan segera memperbaiki kesalahan yang dilakukan karena merasa sedang diawasi pemimpinnya. Bisa juga, dia melanjutkan, Gibran meninggalkan mobil dinas untuk memunculkan rasa ewuh perkewuh subjeknya.

Baca Juga: PPKM Bikin Pedagang Pantai Baron Jual Ternak untuk Hidup

Sehingga, pihak yang sedang dinilai sedang bermasalah tidak mengulangi kesalahannya. Tapi Tundjung mempertanyakan metode yang dilakukan Gibran dalam menyelesaikan masalah dengan meninggalkan mobil dinasnya.

“Bukankah sebagai pemimpin daerah punya sistem dan struktur untuk menegur langsung atau bahkan memberi sanksi kepada pihak yang dinilai bermasalah, daripada sekedar meninggalkan barang di tempat itu,” tanya dia.

Menurut Tundjung penggunaan bahasa simbol dalam berkomunikasi harus secara arif. Sebab jika mobil dinas dimaknai identitas melekat kepada pimpinan daerah, maka bisa menjadi bentuk simbol dari arogansi kekuasaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya