SOLOPOS.COM - Gibran Rakabuming Raka. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, berharap kasus teror bom bunuh diri di Mapolresta Solo, 5 Juli 2016 lalu, menjadi peristiwa teror terakhir di Kota Bengawan. Ia ingin kondusivitas Kota Bengawan bisa terus terjaga ke depannya.

Gibran tidak ingin terjadi aksi terorisme dalam bentuk apa pun yang dapat mengguncang kedamaian di wilayah yang dipimpinnya. Pernyataan itu ia sampaikan kepada wartawan seusai menyaksikan permintaan maaf Munir Kartono, pendana aksi teror bom bunuh diri di Mapolresta Solo pada 5 Juli 2016 silam, Kamis (4/11/2021), di Balai Tawangarum kompleks Balai Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ya mudah-mudahan peristiwa bom di Mapolresta 2016 itu menjadi peristiwa teror terakhir di Solo,” ujarnya dengan mimik wajah serius. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu tak mau berkomentar lebih jauh terkait ancaman terorisme.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Heran Stok Pisang Berkurang, Gegara Salam dari Binjai?

Sedangkan Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, dalam sambutannya di acara permintaan maaf Munir Kartono, pendana kasus bom bunuh diri Mapolresta Solo, mengapresiasi terselenggaranya kegiatan itu. Ia ingin kegiatan tersebut bermanfaat bagi semua pihak.

Esensi Permintaan Maaf

Kapolresta kemudian mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. “Rasulullah bersabda bahwa ketika datang saudaramu untuk meminta maaf, maka hendaknya kau memberikan maaf kepadanya,” ungkap Kapolresta.

Merujuk hadis itu, Ade menjelaskan memberikan maaf kepada orang yang sudah meminta maaf adalah keutamaan. “Apakah itu salah atau benar, hendaknya memberikan maaf kepada saudaranya yang datang meminta maaf,” urainya.

Baca Juga: Pendana Bom Bunuh Diri Mapolresta Solo Minta Maaf, Begini Reaksi Korban

Ade mengatakan esensi dari permintaan dan pemberian maaf adalah menghapuskan segala kesalahan atau luka di hati. Untuk itu ia mengaku sempat memanggil Ipda Bambang Adi Cahyanto, korban bom bunuh diri Mapolresta Solo 2016, saat akan dipertemukan Munir Kartono.

Saat itu, menurut Ade, Bambang menyatakan sudah ikhlas terhadap apa yang menimpanya saat tragedi 5 Juli 2016. Lebih jauh, Ade juga mengapresiasi sikap Munir yang meminta maaf langsung kepada Bambang dan masyarakat Solo.

“Kepada Pak Munir terima kasih atas inisiatifnya meminta maaf secara langsung kepada korban. Pak Munir, janji Allah jelas, siapa yang meminta maaf terlebih dulu akan ditinggikan derajatnya, dan akan dicintai oleh Allah SWT,” papar Ade

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya