SOLOPOS.COM - Kondisi kompleks Plaza Sriwedari, Solo, Kamis (18/3/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, berbeda pendapat dengan mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, soal penyelesaian kasus sengketa lahan Sriwedari.

Gibran memilih menyelesaikan sengketa Lahan Sriwedari tanpa melibatkan ayahnya, Presiden Joko Widodo akrab disapa Jokowi. Ia mengaku sudah mengantongi sejumlah masukan dari berbagai pihak saat diskusi kelompok terarah yang dilakukan di The Sunan Hotel Solo, Senin (22/11/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : Jamrud Gelar Konser 25 Tahun Berkarya, Ini Foto-Foto Aksinya

Kala itu, mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, hadir dalam diskusi. Rudy, sapaan akrabnya, meminta Presiden Jokowi menerbitkan keputusan gamblang mengenai kepemilikan Sriwedari. Namun, Rudy menyampaikan tak akan menghubungi Presiden Jokowi langsung, melainkan menyerahkan pesannya lewat Wali Kota Solo.

Gibran menyampaikan persoalan tersebut bisa diselesaikan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tanpa campur tangan presiden. Termasuk, usulan Rudy meminta Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan maupun keputusan bahwa Kawasan Sriwedari adalah milik publik, bukan perseorangan.

“Kami selesaikan sendiri saja,” kata Gibran, Selasa (23/11/2021).

Baca Juga : Sering Dipukuli, Ibu Maafkan Anak Agar Tak Dipenjara

Namun, Gibran menyampaikan bahwa usulan dari sejumlah pihak, seperti Rudy maupun pakar hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mohammad Jamin, bagus.

“Tapi kemarin masukannya bagus-bagus. [Masukan] Pak Rudy juga bagus. Pokoknya, kami berproses sesuai aturan yang ada, ya. Banyak masukan lagi. Dan, segera kami sentuh lagi biar tetap dipertahankan menjadi ruang publik untuk warga. Dibuka dulu [pagarnya] untuk kegiatan warga, enggak masalah sebenarnya,” ucap dia.

Gibran juga menjelaskan rencana penataan Pemkot Solo terhadap kawasan Sriwedari itu. Beberapa di antara, Segaran. Area tersebut mangkrak bertahun-tahun. Segaran bakal dibersihkan agar bisa dimanfaatkan sebagai ruang publik untuk kegiatan warga.

Baca Juga : Foto-Foto Proses Pelepasan Rangka Jembatan Overpass DI Pandjaitan Solo

Penataan bakal dilakukan berbarengan tanpa perlu menunggu sengketa rampung. “Pokoknya sesuai masukan dari para hadirin yang ikut diskusi, pokoknya itu,” ungkapnya.

Di sisi lain, Ketua Forum Komunikasi Pedagang Sriwedari (FOKSRI), Syafik Hanafi, mengaku kecewa lantaran tak diundang dalam diskusi terarah tersebut. Padahal, anggota FOKSRI menjadi pelaku yang selama ini berkegiatan di Kawasan Sriwedari.

“Pemkot membicarakan Sriwedari tapi enggak mengundang kami. Padahal, kami bisa menyampaikan kebutuhan kami selama Sriwedari menjadi lahan sengketa. Kami dianggap tidak ada. Padahal, kami ingin bertemu dan menyampaikan masukan,” kata Syafik, Rabu (24/11/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya