SOLOPOS.COM - KA Batara Kresna melintas di jantung Kota Solo. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO – Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Bagyo Wahyono memiliki pandangan berbeda tentang citra Kota Solo. Bagi Gibran hal terpenting dalam menciptakan branding kota adalah implementasi, bukan tagline yang diusung.

Gibran mengatakan tagline Solo the Spirit of Java masih relevan dipakai sebagai branding Kota Bengawan beberapa tahun ke depan. Dia menekankan pentingnya konsistensi dalam strategi branding tersebut mulai dari pemilihan logo hingga warna yang dipakai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Solo ini kan kota yang berusia 275 tahun. Kota yang punya sejarah panjang, kota yang njawani, meninggikan nilai-nilai luhur budaya Jawa. Jadi menurut saya Solo the Spirit of Java itu masih relevan dipakai. Orang kalau ke Solo yang dicari pasti budayanya," terang Gibran dalam Diskusi bersama Perhumas Solo bertajuk Dari Solo Menuju KNH20: Visi dan Strategi Branding Kota Solo di Masa Depan yang digelar di The Sunan Hotel Solo, Kamis (12/11/2020).

65 Anggota Staf WHO Terpapar Virus Corona

Fakir Wisata

Gibran menambahkan filosofi Solo the Spirit of Java harus dikenalkan kepada anak-anak sejak dini. Hal tersebut sangat penting untuk membentuk karakter serta menguatkan branding Solo sebagai kota yang kental dengan nuansa budaya Jawa.

Sementara bagi Bagyo, branding Solo sebagai kota budaya kurang kuat. Menurutnya destinasi wisata di Kota Solo yang dikenal sebagai kota budaya kurang menarik.

"Kalau melihat Solo kalau mau jujur, itu seperti Jogja semalam. Artinya orang ke Solo ya cuma semalam langsung pulang. Kita harus jujur, soalnya di sini bisa dibilang fakir wisata. Padahal banyak potensi yang bisa dikembangkan," terang Bagyo Wahyono.

Pembunuh ABG Berseragam Pramuka di Hotel Semarang Tertangkap

Menanggapi gagasan Gibran dan Bagyo Wahyono, Ketua Perhumas Solo, Andre Rahmanto, mengatakan branding adalah hal penting yang menjadi payung pada semua kegiatan yang dilakukan wali kota selama lima tahun ke depan.

"Kalau nanti Solo the Spirit of Java masih dipakai, maka PR-nya membuat tagline-nya lebih bermakna lagi. Sehingga ketika orang datang ke Kota Solo dari sudut mana pun langsung melihat identitas Solo the Spirit of Java itu," terang Andre Rahmanto.

Selain logo, implementasi tagline Solo the Spirit of Java dalam bentuk lain perlu dilakukan. Seperti gagasan Bagyo Wahyono yang mengusulkan musik gamelan diputar di berbagai hotel di Kota Solo.

UMK 2021 untuk 10 Kabupaten/Kota di Jateng Ini Dipastikan Naik

Selain implementasi tagline, hal yang tak kalah penting dalam branding adalah substansi atau isi yang diangkat. Dosen Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Herning Suryo yang menjadi pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan, substansi dari sesuatu yang diberi label itulah yang menjadi bagian terpenting dalam branding.

"Siapapun yang nanti mengelola Kota Solo harus mengambil keputusan yang bernuansa demokrasi, yaitu harmonisasi, keseimbangan, keserasian, dan keadilan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya