SOLOPOS.COM - Warga antre untuk membeli Getuk Yoko di tepi jalan raya Karangwuni-Pedan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Sabtu (7/5/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Getuk Yoko menjadi salah satu jajanan yang banyak diburu selama libur Lebaran. Pembeli rela antre demi menikmati legitnya getuk yang dikelola keluarga asal Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten itu.

Getuk Yoko dijual di tepi Jalan Raya Pedan-Karangwuni tepatnya di Desa Kurung, Kecamatan Ceper. Lapak sederhana dengan aneka jajanan ditata di gerobak dorong itu tak pernah sepi pembeli terutama selama libur Lebaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti yang terlihat pada Sabtu (7/5/2022). Antrean pembeli mengular di depan warung. Selain getuk, pembeli memburu jajanan lainnya seperti tahu bakso yang juga bikinan sendiri dari dapur Getuk Yoko.Banyak pemudik yang berhenti sejenak di sekitar warung itu untuk berbelanja getuk serta jajanan lainnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Ada aneka bentuk getuk yang dijual dari kotak hingga lonjong. Rasa yang ditawarkan bervariasi seperti rasa cokelat dan selai nanas. Harga getuk per biji Rp1.000. Warung getuk itu buka mulai pukul 10.00 WIB selama Lebaran dan hari biasa buka pukul 09.00 WIB.

Baca Juga: Tempat Wisata Girpasang Klaten Diserbu Ribuan Wisatawan

Salah satu karyawan Getuk Yoko, Ranti, 63, mengatakan pembeli semakin ramai sejak tiga hari jelang Lebaran.

“Saat Lebaran, libur dua hari. Dan buka lagi sampai saat ini,” kata Ranti saat ditemui di warung Getuk Yoko, Sabtu.

Untuk memenuhi peningkatan permintaan, dapur Getuk Yoko menambah jumlah produksi getuk. Jika hari biasa mengolah 2 kuintal singkong, selama lebaran bisa mengolah 4 kuintal singkong per hari. Dapur pengolahan getuk pun mengepul lebih awal dari mulai pukul 20.00 WIB dibandingkan hari biasa proses produksi dimulai pukul 24.00 WIB.

Ranti menjelaskan getuk diproduksi dengan mayoritas menggunakan bahan alami dan dipastikan tanpa bahan pengawet. Usaha Getuk Yoko dijalankan keluarga Sujiyem serta sudah dirintis sejak 1976. Hingga kini cita rasa getuk tak berubah.

Baca Juga: Baliho Ajakan Nikah Terpasang di Jalanan Klaten, Ini Sosok Pemasangnya

Salah satu pembeli, Joko, 37, mengaku selama tiga kali Lebaran ini tak pernah absen membeli Getuk Yoko. Dia membeli getuk untuk oleh-oleh kerabat yang pulang kampung atau ketika silaturahmi ke rumah saudaranya.

“Getuk Yoko sudah melegenda. Getuknya wangi, lembut, dan ada cita rasa buahnya. Setahun sekali pasti mampir dan cocok untuk oleh-oleh. Harganya juga terjangkau,” kata warga Desa Barepan, Kecamatan Cawas itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya