SOLOPOS.COM - Nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sejahtera Bersama Klaten membentangkan spanduk di depan Kantor KSP Jl. Veteran No. 246 Kelurahan Sangkal Putung, Kecamatan Klaten Utara, Selasa (18/1/2022). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Puluhan nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sejahtera Bersama Klaten menggeruduk Kantor KSP di Jl. Veteran No. 246 Kelurahan Sangkal Putung, Kecamatan Klaten Utara, Selasa (18/1/2022). Lantaran tak menemukan titik terang kapan uang simpanan mereka bakal dikembalikan, para nasabah mengancam akan menempuh jalur hukum.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, KSP Sejahtera Bersama Klaten memiliki ribuan nasabah. Dalam menarik nasabah, KSP Sejahtera Bersama Klaten menawarkan sistem bagi hasil yang menggiurkan, yakni hingga sebesar 10 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keuntungan berlipat yang ditawarkan KSP Sejahtera Bersama Klaten ternyata mampu mengundang warga Kabupaten Bersinar untuk menyimpan duit di koperasi tersebut. Dana milik nasabah yang disimpan bervariasi. Bahkan, terdapat juga nasabah yang menyimpan dana hingga Rp2,5 miliar. Di tingkat Soloraya, total kerugian yang dialami nasabah senilai Rp460 miliar.

Baca Juga: Tagih Pencairan Simpanan, Anggota Datangi KSP Sejahtera Bersama Klaten

Sedianya, para nasabah yang menyimpan dana di KSP Sejahtera Bersama Klaten sudah dapat mencairkan dana, Juli 2021. Namun hingga Desember 2021, dana tak kunjung dapat dicairkan. Bahkan hingga sekarang, para nasabah masih kebingungan untuk menarik dana mereka.

Di sisi lain, dana nasabah belum dapat dibayarkan lantaran manajemen KSP Sejahtera Bersama menganggap sudah masuk ranah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Pada kesempatan ketiga ini, para nasabah terlibat pembahasan alot dengan manajemen KSP Sejahtera Bersama Klaten. Pascadialog yang menemui jalan buntu, para nasabah menggelar aksi demonstrasi singkat di depan Kantor KSP Sejahtera Bersama Klaten.

Baca Juga: KSP Sejahtera Bersama Klaten Klaim Sudah Cairkan Dana Puluhan Nasabah

Di depan kantor tersebut, para nasabah membentangkan spanduk, di antaranya bertuliskan “Kami Warga Klaten Merasa Ditipu Koperasi Sejahtera Bersama Cabang Klaten Di Mana Kami Harus Mengadu, Pengurus KSB Kalian Harus Tanggung Jawab Kembalikan Uang Kami, KSB Buka Cabang di Daerah Cuman untuk Dikeruk Uangnya.”

Di samping itu, para nasabah juga menempelkan kertas di bagian kaca kantor KSP Sejahtera Bersama. Kertas yang ditempel di kaca itu, di antaranya bertuliskan “Kami Butuh Kepastian Bayar Kapan, Tolong Dengar Kami Bapak, Kami Ingin Kepastian Bukan Janji Melulu.” Saat aksi damai tersebut, beberapa aparat keamanan turut memantau di depan KSP Sejahtera Bersama.

“Hari ini ada 25 perwakilan yang datang. Kami ditemui Pak Muryanto selaku kepala cabang di sini. Di pertemuan tadi, hanya menunggu pusat saja. Ini sudah kali ketiga kami [menggeruduk KSP Sejahtera Bersama]. Kami minta uang kami kembali. Hasil pertemuan tadi, lagi-lagi diminta menunggu pusat. Kami akan laporkan hal ini ke polisi dalam waktu mendatang,” kata salah seorang nasabah KSP Sejahtera Bersama Klaten, Sudirin, saat ditemui Solopos.com di depan kantor koperasi setempat, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga: Kantor Koperasi di Klaten Utara Digeruduk Nasabah, Begini Masalahnya!

 

2000-an Nasabah

Sudirin mengatakan uang miliknya yang disimpan di KSP Sejahtera Bersama senilai Rp197 juta. Hingga sekarang, uang tersebut belum dapat ditarik kembali.

“Awalnya, istri saya itu ditawari marketing dari sini [untuk menyimpan uang dengan bagi hasil 10 persen]. Akhirnya, istri saya ikut menyimpan uang di sini. Tuntutan saya enggak neka-neka, uang kembali. Jumlah nasabah di sini mencapai 2.000-an. Dari jumlah itu, yang masuk PKPU baru 800-an orang. Nilai uang yang disimpan bermacam-macam, ada yang Rp2,5 miliar juga,” katanya.

Hal senada dijelaskan nasabah KSP Sejahtera Bersama Klaten lainnya, Totok Supriyanto. Mantan marketing di KSP Sejahtera Bersama Klaten ini mengalami kerugian hingga Rp1,2 miliar.

Baca Juga: KSP Sejahtera Bersama Solo Lagi-Lagi Gagal Bayar Simpanan Anggota

“Saya mantan marketing di sini juga. Saya kerja 11 tahun. Saya sendiri jadi korban. Kerugian senilai Rp1,2 miliar. Separuh untuk nalangi [saat masih menjadi marketing] dan separuhnya lagi uang pribadi. Jadi, saya ini sudah jatuh tertimpa tangga. Info awal memang dibayarkan Juli 2021. Hingga sekarang tambah enggak jelas. Alasannya homologasinya lima tahun. Di regional Surakarta ini [Soloraya], kerugiannya hingga Rp460 miliar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya