SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bencana (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB bergerak cepat merespons hasil riset peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) soal potensi tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulau Jawa.

Menurut BNPB, hasil riset soal potensi tsunami 30 meter itu bakal menjadi dasar pembuatan peta bencana hingga tingkat desa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Informasi hasil riset ini bisa langsung menjadi dasar untuk kami di BNPB untuk memetakan dengan lebih detail potensi risiko hingga tingkat desa," kata Plt Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari, kepada detikcom, Jumat (25/9/2020).

Peserta Pilkada Klaten Dilarang Kampanye di Kandang Lawan

Ekspedisi Mudik 2024

Untuk diketahui, Abdul Muhari merupakan salah satu dari sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu. Laporan ilmiah itu dimuat di situs Nature berjudul Implications for Megathrust Earthquakes and Tsunamis from Seismic Gaps South of Java Indonesia.

Sedangkan ilmuwan yang terlibat adalah peneliti dari ITB Sri Widiyantoro, E Gunawan, N Rawlinson, J Mori, NR Hanifa, S Susilo, P Supendi, HA Shiddiqi, AD Nugraha, dan HE Putra.

"Bagian tsunami dari paper adalah hasil simulasi yang saya kerjakan," kata Muhari.

Peningkatan Kapasitas Keluarga

Nantinya, ungkap dia, penelitian itu akan ditindaklanjuti dan menjadi dasar kebijakan mitigasi, kebijakan kontingensi, perencanaan evakuasi, serta peningkatan kapasitas keluarga di wilayah bencana.

Polresta Solo Bentuk Tim Khusus Tangani Kasus Penganiayaan Anggota PSHT

Namun penelitian itu belum memasukkan aspek inundasi di darat. Sebagai informasi, inundasi adalah jarak maksimum air yang sampai ke daratan.

"Kita perlu mendetailkan asesmen bahaya dan risiko tsunami hingga ke tingkat desa, yang akan dilakukan oleh BNPB mulai tahun 2021 hingga 2024, yang akan menjangkau tidak hanya kawasan pesisir rawan tsunami di Jawa, tetapi juga seluruh Indonesia," kata Muhari.

Intinya, asesmen lanjutan riset itu bakal dijalankan tahun depan. Asesmen juga meliputi pemetaan infrastruktur strategis di Jawa bagian selatan, termasuk pelabuhan dan kota pantai.

"Dari asesmen detail ini nantinya kita akan dapat memetakan berapa golden time yang kita punya di tiap-tiap daerah sebelum tsunami sampai di pantai," kata Muhari.

Resmi, Pemerintah Beri Kuota Internet Gratis hingga Desember 2020

Hasil asesmen nantinya bakal bisa memastikan kawasan dan infrastruktur/populasi mana saja yang berpotensi terdampak tsunami, ke mana harus evakuasi dalam golden time yang ada, di mana harus membuat tempat evakuasi, hingga apa solusi mitigasi di pesisir yang bisa mereduksi dampak tsunami.

Kerja Sama Lintas Sektor

Nantinya, penelitian itu akan dilanjutkan dengan riset lanjutan berupa kerja sama lintas sektor, dari universitas, pemerintah, swasta, media, dan masyarakat.

"Satu paper ini bukan akhir dari kebutuhan informasi yang kita perlukan dalam menyiapkan upaya mitigasi," kata Muhari.

ITB Ungkap Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Begini Respons BMKG

Sebelumnya, hasil riset itu telah disampaikan peneliti ITB Sri Widiyantoro. Dia menjelaskan tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur, tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa jika terjadi bersamaan.

Berdasarkan permodelan skenario kebencanaan yang dibikin para ilmuwan ITB, tsunami besar itu terjadi bila segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa pecah secara bersamaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya