SOLOPOS.COM - Kementerian Perdagangan meluncurkan produk minyak goreng curah kemasan sederhana merek Minyakita seharga Rp14.000 per liter di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (6/7/2022). (BISNIS/Indra Gunawan).

Solopos.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) geram dengan pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang menyebut minyak goreng merk Minyakita milik pemerintah habis terserap ke ritel modern hingga memicu kelangkaan di pasar tradisional.

Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey mengatakan ritel modern bahkan sering tidak kebagian minyak goreng Minyakita.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Roy menilai, sejak awal distribusi Minyakita oleh Kementerian Perdagangan tidak transparan dan tidak efisien.

Roy menyatakan, ritel modern hanya menerima Minyakita pada awal Juli 2022.

Meski tidak menyebut angka, Roy memastikan mereka hanya menerima sedikit saja Minyakita.

“Jadi tidak benar, ritel benar ritel modern menyedot Minyakita. Semua bisa disurvei. Bahkan kita tidak kebagian. Jadi sangat berlawanan, pengertian Minyakita dijual habis di ritel modern,” ujar Roy kepada Bisnis, Sabtu (4/2/2023).

Dia mengungkapkan, sejak awal peluncurannya hingga saat ini, Kementerian Perdagangan selaku yang menginisiasi Minyakita tidak pernah mengajak bicara peritel dalam pemasarannya.

Karenanya, pernyataan Zulhas itu kontradiktif dengan kenyataan di lapangan.

“Jadi sangat berlawanan [pernyataan Zulhas], pengertian Minyakita dijual habis di ritel modern,” tandasnya.

Roy menilai, sejak awal distribusi Minyakita tidak transparan dan tidak efisien. Sehingga, saat ini Minyakita di pasaran menjadi langka dan harganya di atas yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Rp14.000 per liter.

Dia menegaskan profil konsumen ritel modern adalah pembeli minyak goreng jenis premium, bukan curah seperti Minyakita.

“Karena sistem distribusinya tidak berjalan lancar, baik dari Kemendag, maupun jajaran lembaga lainnya. Artinya tidak efisien, transparan, dan hanya dilepas begitu saja,” ungkap Roy.

Sebelumnya, Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas, menyatakan penyebab kelangkaan Minyakita di pasaran lantaran banyak dijual secara online, serta banyak dijual di ritel modern.

Padahal, mulanya pengadaan minyak kemasan dari pemerintah itu dimaksudkan dijual pasar tradisional.

“Banyak yang mengadu, ‘Pak kok minyak gorengnya enggak ada?’ Kita cek, oh bener enggak ada, rupanya banyak di ritel modern dan jualan online,” ujar Zulhas.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi kondisi langkanya Minyakita, pemerintah akan menambah kuotanya menjadi 450.000 ton per bulan dari sebelumnya 300.000 ton per bulan.

Selain itu, distribusinya akan difokuskan di pasar-pasar tradisional.

Zulhas menyatakan sudah ada 20.000 lebih pasar yang tersebar di seluruh Indonesia yang menjual Minyakita.

Artinya, ke depan tak boleh lagi ada yang menjual Minyakita secara online maupun di ritel modern.

“Minyaknya enggak boleh lagi dijual online. Kami akan suruh jualnya di pasar. Jadi nanti orang-orang di pasar itu yang bisa membeli [Minyakita],” lanjut Zulhas.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Dituding Zulhas Jadi Biang Kerok Minyakita Langka, Peritel: Tidak Benar!”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya