SOLOPOS.COM - REKONSTRUKSI TERORIS -- Suasana rekonstruksi kasus terorisme di Sidodadi, Pajang, Laweyan, Solo, beberapa waktu lalu. Kota Solo dinilai sebagai salah satu daerah yang rawak gerakan radikal. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

REKONSTRUKSI TERORIS -- Suasana rekonstruksi kasus terorisme di Sidodadi, Pajang, Laweyan, Solo, beberapa waktu lalu. Kota Solo dinilai sebagai salah satu daerah yang rawak gerakan radikal. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO – Kota Solo dinilai sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi lokasi berkembangnya gerakan-gerakan radikal. Karena itu Solo diprioritaskan sebagai sasaran dalam program deradikalisasi yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (LPPSDM).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Demikian dikemukakan anggota Tim Ahli LPPSDM Ikhwanuddin Syarif saat ditemui wartawan seusai acara Training of Trainer (TOT) Anti Radikalisme dan Terorisme dalam rangka Penangkalan Radikalisme dan Terorisme yang diadakan di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo, Sabtu (31/3/2012).

Ikhwanuddin menyebutkan selain Solo, daerah lain yang juga menjadi sasaran program itu di antaranya Banten dan Sulawesi Tengah, yang juga dinilai memiliki potensi untuk berkembangnya gerakan-gerakan radikalisme. Dijelaskan dia, disasarnya tiga daerah itu berdasarkan hasil kajian dengan melibatkan sejumlah tokoh masyarakat yang kemudian dilakukan pemetaan.

“Sudah ada kajian untuk hal ini. Kota Solo diprioritaskan berdasarkan hasil pemetaan yang kami lakukan atas kajian tersebut,” terangnya. Selain tiga kota itu, Ikhwanuddin menyatakan masih ada beberapa daerah lain yang juga menjadi sasaran program tersebut. Meskipun, daerah tersebut tidak dikenal sebagai pusat gerakan radikal. “Namun sebenarnya daerah-daerah itu justru menjadi daerah kaderisasi,” imbuhnya.

Kendati demikian, Ikhwanuddin enggan menyebutkan daerah-daerah mana yang dianggap sebagai daerah yang berpotensi sebagai daerah kaderisasi tersebut.

Dalam rangka menangkal radikalisme di Solo, Banten dan Sulawesi Tengah, Ikhwanuddin mengatakan saat ini pihaknya menggandeng beberapa pihak untuk melangsungkan program deradikalisasi. “Kami adakan program dalam bentuk pelatihan deradikalisasi, antara lain dengan membina para trainer dari berbagai unsur, seperti tokoh masyarakat, dunia pendidikan dan pesantren,” terangnya.

Ditemui di lokasi yang sama, aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla menilai upaya penangkalan gerakan radikalisme dan terorisme oleh pemerintah akan dapat memenuhi harapan jika dilakukan secara komprehensif, termasuk keamanan, penegakan hukum hingga mengadakan program-program peningkatan perekonomian.

Ulil menyebutkan jika dirinya cukup optimistis jika program deradikalisasi itu bisa berhasil. Bahkan pihaknya menilai akan sangat baik jika pelatihan semacam itu dapat diadakan di sekolah-sekolah menengah dan universitas dengan sasaran peserta didik ataupun mahasiswa tingkat pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya