SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertanian (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, KLATEN — Harga tanah sawah di Desa Senden, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terus naik seiring berlangsungnya pembangunan Tol Solo-Jogja. Proyek yang melintasi desa setempat membuat satu patok sawah di sana dihargai Rp1,5 miliar. Harga ini diprediksi akan terus naik hingga Rp2,2 miliar dalam waktu dekat.

Hal itu diungkapkan Kepala Desa (Kades) Senden, Kecamagan Ngawen, Setya Sugiyanto, kepada Solopos.com, Sabtu (15/1/2022). Di Kecamatan Ngawen terdapat sembilan desa terdampak tol Solo-Jogja. Selain Desa Senden, Desa Manjungan, Desa Pepe, Desa Ngawen, Desa Gatak, Desa Tempursari, Desa Kahuman, Desa Duwet, dan Desa Kwaren, juga ikut terdampak proyek tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Lokasi Desa Senden ini sangat strategis. Lokasinya dengan dengan kantor pemerintah kabupaten (pemkab) Klaten atau pun kantor pemerintah kecamatan di Ngawen. Terlebih, sebentar lagi akan ada jalan tol Solo-Jogja. Tak heran, harga sawah di sini sudah gila-gilaan,” kata Setya Sugiyanto.

Baca juga: Pangkas Waktu Jadi 20 Menit, Ada 9 Simpang Susun di Tol Solo-Jogja

Ekspedisi Mudik 2024

Setya Sugiyanto mengatakan kenaikan harga tanah sawah paling kentara di Desa Senden berada di pinggir jalan Senden-Klaten. Harga sawah di lokasi tersebut sudah ada yang dihargai Rp1 miliar. Kenaikan harga terjadi jauh sebelum santernya informasi pembangunan tol Solo-Jogja di Senden.

“Belum lama ini, ada yang beli sawah seluas satu patok di jalan utama Senden-Klaten senilai Rp1,2 miliar [luasan sawah satu patok mencapai 2.200 meter persegi hingga 2.900 meter peraegi]. Lalu, ada lagi yang beli senilai Rp1,5 miliar. Dari Rp1,5 miliar itu sudah ada yang beli lagi Rp2 miliar. Tapi tidak dilepas pemiliknya. Bisa jadi, sawah di sini akan naik lagi hingga Rp2,2 miliar per patoknya. Ini luar biasa kenaikannya,” katanya.

Baca juga: Rp1,2 Triliun UGR Tol Solo-Jogja Dicairkan untuk Warga Klaten

Setya Sugiyanto mengatakan di desanya terdapat 187 bidang tanah yang terdampak tol Solo-Jogja. Dari total luasan tersebut, sebanyak satu bidang termasuk tanah kas desa (TKD). Lokasi TKD Senden berada jauh dari jalan Senden-Klaten.

“TKD kami lokasinya di dalam [jauh dari jalan utama]. Oleh tim pembebasan tol Solo-Jogja akan dinilai Rp800.000 per meter persegi. Padahal di pasaran, biasanya senilai Rp400.000 per meter persegi,” katanya.

Baca juga: Kepelan, Camilan Enak Khas Klaten yang Murah Meriah

Uang Ganti Rugi

Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono, mengatakan uang ganti rugi (UGR) yang disodorkan tim pembebasan lahan tol Solo-Jogja berada di atas harga pasaran. Diharapkan, UGR yang diperoleh warga terdampak tol Solo-Jogja dapat digunakan secara bijaksana.

Hingga akhir Januari 2022, tim pembebasan lahan tol Solo-Jogja masih berkonsentrasi membayar UGR di Kecamatan Ngawen. “Dalam pembayaran UGR ini tak ada pemotongan sepeserpun,” katanya.

Baca juga: Tak Ada Pohon Sawit, Desa Sawit Klaten Ternyata dari Nama Gending

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Kuncen, Kecamatan Ceper, Muryadi, mengatakan rencana pembangunan tol Solo-Jogja juga mengakibatkan harga tanah dan sawah di desanya mengalami kenaikan harga secara signifikan. Lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di Kuncen mencapai 92 bidang. Hal tersebut termasuk empat TKD milik Pemdes Kuncen.

“TKD kami dinilai Rp600.000 per meter persegi [sawah]. Padahal, harga pasaran sawah di sini senilai Rp250.000 persegi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya