SOLOPOS.COM - Ilustrasi Asam deoksiribonukleat alias DNA. (Dailymail.com)

Solopos.com, JAKARTA — Peneliti virus corona terkejut menemukan bahwa orang yang memiliki asam deoksiribonukleat atau DNA Neanderthal lebih berisiko mengalami dampak kesehatan serius yang mengancam terkait Covid-19. Orang dengan ciri genetik Neanderthal berisiko kena Covid-19 parah.

Para ilmuwan telah mengidentifikasi untaian DNA yang mencirikan genetik Neandertal itu melipatgandakan risiko mengembangkan Covid-19 yang parah. Itu adalah genetik yang diturunkan lebih dari 500.000 tahun lalu. Saat ini, sekitar 16% orang Eropa dan setengah dari orang Asia Selatan memiliki gen tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir Express UK, Selasa (3/11), hal tersebut terungkap setelah para ilmuwan di Swedia dan Jerman membandingkan DNA pasien yang sangat sakit akibat virus corona dengan ciri DNA Neanderthal dan kelompok Denisovans.

Tandu Wanita Hamil di Jalanan Rusak, Pria Desa Digiring ke Kantor 

Ditemukan bahwa strip DNA yang membuat pasien lebih mungkin untuk menyerah sepenuhnya terhadap pertarungan melawan Covid-19 merupakan kelompok Neanderthal yang dikumpulkan dari Kroasia.

Ada sebagian orang Eropa dan sebagian besar orang Asia Selatan yang memiliki genetik rentan Covid-19 parah ini. Namun, ketika menyatukan semua potongan genetik, lebih dari setengah genom Neanderthal dapat ditemukan pada manusia modern.

Hugo Zeberg, penulis studi yang laporannya diterbitkan dalam jurnal Nature menjelaskan bagaimana mereka yang memiliki untaian susunan genetik ini lebih berisiko terhadap penyakit virus corona baru tersebut.

Peluang Bisnis: Cuci Mobil Waterless Bisa Untung Rp25 Juta/Bulan

“Awalnya kami melihat melihat sekitar 60% peningkatan risiko per salinan varian. Kamu akan mendapatkan satu salinan dari ibumu dan satu salinan dari ayahmu,” tandasnya. Akan tetapi, perkiraan terbaru telah meningkat sedikit lebih tinggi dari risiko yang sebelumnya.

Kandung Reseptor Imun

Dia menjelaskan, kawasan Neanderthal mengandung beberapa reseptor imun yang terlibat dalam respons imun terhadap Covid-19. Gen yang terkait dengan DNA juga membentuk kompleks dengan reseptor virus, memungkinkannya menempel dan bersarang ke subjek dengan lebih mudah.

“Kami melihat bahwa membawa varian genetik ini jauh lebih umum pada orang yang berakhir di rumah sakit dan di unit perawatan intensif. Jadi pada mereka yang memiliki keadaan Covid-19 yang buruk,” tandasnya.

Tinggalkan Surat untuk Pacar, Siswa SMA di Toraja Gantung Diri

Sebuah studi terpisah menemukan bahwa mereka yang membawa varian tersebut juga lebih mungkin membutuhkan ventilasi mekanis. Para peneliti percaya bahwa ini kurang berkaitan dengan kerentanan atau peningkatan kemungkinan tertular virus, dan lebih pada bagaimana tubuh melakukan respons.

Zeberg mengakui bahwa varian genetik dari Neanderthal ini lebih merupakan kepentingan akademis. Namun, identifikasi pada akhirnya penting untuk lebih memahami virus dan cara kerjanya serta kaitannya dengan genetik manusia.

"Ini bisa mengarah pada pengobatan Covid-19 di masa depan, dan itu juga bisa membantu mengidentifikasi orang yang berisiko dan mungkin juga sangat penting dalam menangani penyakit ini,” katanya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya