BANTUL—Pedagang yang mangkal di sekitar Perempatan jalan Madukismo, Kasihan Bantul meminta warga di sekitar di jalan Madukismo Kasihan tidak membuang sampah ke selokan. Harapannya,agar perempatan tidak banjir setiap hujan.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
“Selain mengganggu pengguna jalan, genangan luas setiap hujan di sini membuat konsumen kami berkurang,” ujar Nurahmat, 34, pedagang es kelapa muda asal Bangunjiwo kepada Harian Jogja, Kamis (20/6/2013).
Menurut dia, jika ada banjir pengguna jalan jarang berhenti di sekitar lapak pedagang. Mereka kebanyakan memilih meneruskan perjalanan. Berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya ketika perempatan Madukismo jarang banjir.
Banyak pengguna jalan malah berhenti untuk berteduh dan imbasnya dagangan mereka laris manis.”Dulu jarang sekali banjir sekarang makin sering. Mungkin karena banyak sampah dan kotoran yang dibuang di selokan pinggir jalan. Di perempatan mampet dan meluber,” terangnya.
Genangan air akibat hujan di perempatan Madukismo juga menuai keluhan para pengguna jalan. Selain tidak nyaman, genangan ini menambah risiko kecelakaan lalu lintas di perempatan tanpa lampu pengatur lalu lintas itu.
Syaiful, 42, warga RT 4, Perum Gunung Sempu, Tamantirto Kasihan Bantul mengaku cukup was-was setiap melintas di perempatan itu. Apalagi tidak sedikit pengendara yang melaju kencang meki tahu di tempat itu tidak ada lampu merah.
“Sudah lama tidak diberi lampu pengatur lalu lintas. Padahal mobilitas di perempatan cukup ramai pada saat jam kerja dan jam pulang kerja. Ditambah hujan dan banjir tambah makin berbahaya,” ujarnya.
Perempatan Madukismo dilalui pengguna jalan dari arah kota Jogja menuju komplek Pabrik Gula Madukismo. Jalan ini juga dilalui pengguna jalan yang hendak menuju Tamantirto, Kasihan, Bangunjiwo, Kasongan, objek wisata Gua Selarong, Guwosari dan Kota Bantul.