SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat melepas bantuan untuk korban gempa Cianjur di Kantor Pemprov Jateng, Kamis (24/11/2022). (Solopos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Gempa bumi Megathrust dengan kekuatan mencapai Magnitudo 8,0 berpotensi terjadi di wilayah pantai selatan (Pansela) Jawa Tengah (Jateng). Terkait potensi gempa dahsyat itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pun mengimbau warganya untuk mulai memperhatikan konstruksi bangunan agar dibuat lebih tahan terhadap bencana alam.

Hal itu disampaikan Ganjar saat melepas tim sukarelawan gabungan serta bantuan senilai Rp1,87 miliar untuk korban gempa bumi Cianjur, di Halaman Kantor Pemprov Jateng, Kamis (24/11/2022).

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Kalau yang di sekitar Kebumen dan seterusnya itu sudah kita siapin dengan desa tangguh bencana. Kemudian, kami sudah mencoba menanam cemaraa laut dan sudah tinggi-tinggi,” jelas Ganjar.

Penanaman tersebut, kata Ganjar, telah dilakukan bersama dengan BNPB dan BMKG. Selain itu, edukasi kepada masyarakat dengan melakukan simulasi juga dilaksanakan.

Terlepas dari itu, Ganjar juga mengimbau kepada masyarakat di sekitar Pansela Jateng untuk mulai memperhatikan konstruksi bangunannya. Organisasi perangkat daerah (OPD) wilayah setempat pun diminta melakukan edukasi kepada masyarakat terkait hal tersebut.

Baca juga: Perhatian! Sepanjang 2022 Ada 280 Kejadian Gempa di Jateng

“Di wilayah itu konstruksi bangunan sekarang mesti betul-betul tahan bencana, maka kalau dari Dinas PUPR yang mengurusi perumahan, kita mengharapkan edukasi,” ucap Ganjar.

Orang nomor satu di lingkungan Pemprov Jateng itu juga berharap dari oraganisasi dan pengusaha di sektor konstruksi seperti REI untuk turut mengedukasi masyarakat.

“Kayak kontraktor, penyedia jasa atau REI yang punya ilmu untuk membangun rumah itu, tolong sekarang mulai memasukkan ilmunya tentang bagaimana membuat bangunan yang tahan bencana,” katanya.

Baca juga: Waspada! Hampir Seluruh Daerah di Jateng Rawan Gempa, BMKG: Ada 13 Sesar Aktif

Teknologi yang diterapkan di Jepang, kata Ganjar, juga bisa diterapkan sehingga bangunan-bangunan di wilayah rawan bisa lebih tahan bencana.

“Dalam hal yang sudah jadi, itu teknologi yang di Jepang semua disuntik dengan peralatan sehingga mereka konstruksinya jauh lebih kuat. Ini penting untuk disampaikan ke warga yang ada di sana,” ujarnya.

Di sisi lain, instrumen dan sarana pendukung pencegahan atau kewaspadaan bencana juga harus disiapkan. Ganjar juga berharap peralatan yang ada diawasi agar tak dicuri.

“Early warning system juga mesti ada, kedua dipelihara jangan dicolong sehingga kemudian masyarakat betul-betul akan mendapat perhatian dan insyaallah kita bisa mengantisipasi. Sambil tentu kita menunggu dari informasi geologis yang berkembang terus,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya