SOLOPOS.COM - Sebagian warga Desa Lampahan, Bener Meriah, Aceh, Selasa (2/7/2013) yang terluka akibat gempa 6,2 skala Richter terpaksa dirawat di halaman rumah sakit. (JIBI/Solopos/Antara/Syahrol Rizal)

Sebagian warga Desa Lampahan, Bener Meriah, Aceh, Selasa (2/7/2013) yang terluka akibat gempa 6,2 skala Richter terpaksa dirawat di halaman rumah sakit. (JIBI/Solopos/Antara/Syahrol Rizal)

Solopos.com, BANDA ACEH — Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) yang melanda Aceh, Selasa (2/7/2013) pukul 14.37 WIB, menyebabkan belasan warga meninggal dunia. Jumlah korban itu kemungkinan bertambah sebab masih banyak rumah yang tertimbun longsor yang saat ini belum dievakuasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Angka terakhir yang dilaporkan Kantor Berita Antara Selasa menjelang tengah malam itu bertambah dibandingkan beberapa jam sebelumnya. Jika sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tengah mencatat empat orang meninggal dan 160 luka-luka akibat gempa tersebut maka dari wilayah itu semalam dilaporkan sembilan orang tewas.

“Informasi dari Camat Ketol M Saleh menyebutkan bahwa sembilan warga dari beberapa kampung di kecamatannya telah meninggal dunia akibat gempa,” ungkap pejabat Pemkab Aceh Tengah Windi Darsa yang dihubungi wartawan dari Banda Aceh, Selasa malam.

Windi menjelaskan, suasana panik masih menyelimuti Aceh Tengah dikarenakan gempa susulan terus terjadi, selain gelap gulita akibat terputusnya aliran listrik PLN. Sejumlah gedung hancur total akibat gempa.

Walau tak menimbulkan tsunami, gempa yang diperkirakan berpusat di Kabupaten Bener Meriah itu terbilang dahsyat. Getarannya dapat dirasakan hingga Medan, Sumatra Utara.

“Laporan sementara di Kabupaten Bener Meriah jumlah korban meninggal dunia lima orang, dua orang hilang, dan 70 orang luka-luka. Puluhan rumah mengalami rusak berat,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektronik di Jakarta.

Puluhan anak-anak yang sedang mengaji di Kecamatan Ketol, Kabupaten Bener Meriah diduga tertimbun reruntuhan bangunan dan belum jelas kabarnya hingga menjelang tengah malam. “Sekitar 30 anak-anak yang sedang mengaji di masjid tertimbun reruntuhan,” kata Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Ketol, Indah, yang dihubungi melalui telepon dari Jakarta.

Indah mengatakan tiga warga yang meninggal dunia di Bener Meriah itu, yakni Doni, 12, Yudha, 16, dan Kartiyem, 60, sudah dimakamkan. Empat korban meninggal lainnya juga sudah dievakuasi. “Rumah kami juga rata dengan tanah dan saat ini kami di tenda pengungsian,” tambah Indah.

Lebih lanjut Indah mengatakan, hampir sebagian besar rumah permanen di Kecamatan Ketol rubuh akibat gempa bumi yang dirasakan hingga ke Banda Aceh. “Banyak yang terluka. Sampai saat ini belum ada bantuan apapun kami juga tinggal di tenda darurat yang dibangun sendiri dari terpal,” kata Indah.

Menurut dia, saat ini gempa susulan masih terus dirasakan sekitar 15 menit sekali dengan kekuatan yang dirasa cukup ringan. Kondisi kemarin, hujan turun dengan deras dan aliran listrik terputus. Sementara di pengungsian, sudah ada tim medis. (JIBI/Antara/Detik)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya