SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

Harianjogja.com, JEPARA-Pasokan solar untuk Pembangkil Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mulai menipis menyusul tidak adanya pasokan sejak aktivitas pelayaran terganggu tingginya gelombang laut di perairan Jepara.

“Hingga kini aliran listrik dari PLTD memang masih dinikmati masyarakat. Akan tetapi, jika tidak ada pasokan tentunya tidak akan bertahan lama,” kata Camat Karimunjawa, Muh. Tahsin, di Jepara, Rabu (6/8/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk stok bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, katanya, sangat terbatas, sedangkan premium sudah habis.

Kondisi tersebut, kata dia, tentunya sangat mengganggu aktivitas masyarakat karena alat transportasinya membutuhkan BBM.

Informasinya, kata dia, hari ini (6/8) akan ada pasokan BBM, terutama solar karena sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan PLTD.

“Jika benar ada pasokan solar, tentunya diprioritaskan untuk PLTD karena sangat dibutuhkan masyarakat untuk penerangan pada malam hari nanti,” ujarnya.

Terkait dengan ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat, katanya, masih tersedia cukup karena beras di gudang tersedia sekitar 4 ton.

Sementara alokasi BBM jenis solar yang diterima Karimunjawa selama sebulan sekitar 158.400 liter dan premium diperkirakan mencapai 60.000-an liter lebih.

Adapun jumlah penduduk di Kecamatan Karimunjawa mencapai belasan ribu jiwa yang tersebar di lima kepulauan.

Di antaranya, di Pulau Kemojan, Pulau Genting, Pulau Nyamuk, Pulau Parang, dan Pulau Karimunjawa dengan jumlah penduduk masing-masing daerah bervariasi.

Salah seorang warga Karimunjawa, Adi Sudaryono mengakui, hari ini (6/8) sudah tidak ada premium di pasaran, karena sejak Senin (4/8) persediaan mulai menipis.

“Sepeda motor saya memang masih ada premimunya, namun terbatas sehingga tidak bisa digunakan untuk aktivitas jarak jauh,” ujarnya.

Terkait dengan ketersediaan elpiji, kata dia, di rumah masih cukup untuk memasak selama beberapa hari karena menggunakan tabung elpiji 12 kg.

Ia mengakui, musim baratan yang terjadi sekarang sudah biasa terjadi sehingga tidak terlalu khawatir karena sudah terbiasa.

“Jika ada pasokan premium, biasanya masing-masing masyarakat dijatah 1 liter per rumah,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya