SOLOPOS.COM - Para anggota Asosiasi Rental Mobil Sragen Indonesia (ARSI) membagikan paket takjil kepada para pengguna jalan di Alun-alun Sragen, Jumat (22/4/2022). (Istimewa/Asosiasi Rental Mobil Sragen Indonesia)

Solopos.com, SRAGEN — Simpang empat Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen seolah memiliki magnet tersendiri bagi para komunitas di Bumi Sukowati di Bulan Ramadan. Lokasi itu menjadi lokasi favorit untuk mengisi waktu-waktu menjelang berbuka puasa selama sejak pertengah Ramadan hingga menjelang Lebaran.

Para pemuda dan warga dari berbagai komunitas membagikan paket takjil kepada para pengguna jalan yang cukup pada di sore hari. Mulai bakda Asar, gerakan filantropi itu muncul di empat sisi jalur di simpang empat Alun-alun itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para tukang becak dan warga seputaran Alun-alun sering kali memanfaatkan momentum tersebut untuk meraup takjil berupa minuman dan makanan ringan. Fenomena filantropi itu juga hadir di masjid dan musala serta di lingkungan sekolah dalam bentuk buka puasa bersama, santunan anak yatim, bantuan sembako bagi kaum dhuafa, dan seterusnya.

Di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dan instansi lainnya juga terkena virus filantropi itu lewat program bagi-bagi sembako. Program ini dikemas dengan nama Safari Ramadan.

Baca Juga: Pekan Ketiga Ramadan, Penukaran Uang di Soloraya Tembus 2,5 Triliun

Mantan Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Dedy Endriyatno, melihat setiap Ramadan antusias masyarakat muslim di Bumi Sukowati berderma meningkat. Keingin membantu sesama itu semakin kuat dilandasi dengan semangat ibadah. Semangat beribadah itulah, kata Dedy, yang mendorong warga rela menyisihkan harta untuk berbagi.

“Berkirim bingkisan kepada orang tua, famili, tetangga, dan kerabat, sudah menjadi tradisi di masyarakat jawa. Tradisi ini kadangkala memicu hukum pasar sehingga harga-harga barang, terutama sembako di pasar tradisional melejit,” ujarnya kepada Solopos.com, Jumat (22/4/2022).

Dedy mengungkapkan beberapa tahun lalu budaya buka bersama, bagi takjil, tebar sembako, didominasi aktivis masjid. Tetapi sekarang mulai bergeser kepada kelompok-kelompok masyarakat, perseorangan, lembaga, dan perusahaan.

Dedy tidak heran bila di Sragen dijumpai anak-anak motor, komunitas mobil, bahkan perguruan silat turut menggerakan aksi filantropi ini dengan tujuan meringankan beban sesama.

Baca Juga: Pulang Mengaji di Masjid Al Falah Sragen, Ojol Dapat Paket Sembako

“Ini patut diacungi jempol. Orang dengan keterbatasan ekonomi, bahkan nenek-nenek yang hidup sendiri pun ikut berpartisipasi untuk mereguk pahala lewat berbagi. Meski sekadar membungkus nasi untuk berbuka bersama,” katanya.

Dedy memprediksi dana yang berputar dalam filantropi Ramadan di Sragen itu bisa mencapai miliaran rupiah. Sayangnya, perputaran uang itu, kata dia, belum berdampak signifikan untuk mengungkit kesejahteran masyarakat miskin karena mayoritas bersifat konsumtif dan habis pakai. Kalau bisa dikelola dengan baik, dia yakin bisa memberi dampak besar dalam menekan angka kemiskinan.

Faktor Yang Mempengaruhi

Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sragen, Kiai Sriyanto, mengungkapkan munculnya aksi filantropi saat Ramadan itu dipengaruhi oleh tiga faktor. Yakni faktor internal manusianya yang berkeyakinan Ramadan sebagai bulan penuh rahmat, berkah, dan ampunan.

“Yang kedua, faktor eksternal dengan adanya kerabat, teman, yang melakukan gerakan filantropi kemudian mendorong yang lainnya ikut tergerak. Faktor ketiga berupa waktu dan momentum Ramadan sebagai bulan beramal. Tentu semua orang di penjuru daerah akan memaksimalkan amalnya selama Ramadan, salah staunya dengan filantropi. Di NU sendiri terlihat adanya peningkatan gerakan koin sampai 30% selama Ramadan dan gerakan santunan 1.000 anak yatim,” ujarnya.

Baca Juga: Cerita Suka Duka Perantau asal Karanganyar Ramadan di Luar Negeri

Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Sragen, Ridwan Adi Sukmono, memiliki analisis yang mirip dengan Kiai Sriyanto. Ia menyebut Ramadan merupakan bulan sedekah. Ridwan mendasarkan analisisnya pada hadis Rasulullah Muhammad SAW, “Sedekah yang paling afdhal adalah sedekah yang dilakukan di bulan Ramadan.”

“Amalan sedekah di Ramadan itu dijanjikan pahala berlipat ganda sampai 70 kali bila dibandingkan di bulan-bulan biasa. Rasulullah bersabda, ‘Barang siapa yang memberi buka orang yang sedang berpuasa maka akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.’ Dengan dalil itu sekarang bisa dilihat semua orang berlomba-lomba untuk berbuka puasa dengan mengundang tetangga, sanak saudara, dan teman. Mereka memahami dalil itu,” jelasnya.

Ridwan menerangkan Lazismu memanfaatkan momentum Ramadan dengan membuat program 10.000 paket bantuan bagi anak yatim, dhuafa, dan difabel. Paket untuk anak yatim itu, sebut dia, berupa tas sekolah dan uang tunai Rp75.000 per anak sedangkan untuk duafa dan difabel berupa paket sembako.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya