SOLOPOS.COM - Kemeriahan Festival Kuliner Tempe Sanan, Kota Malang, Minggu (17/10/2021). (Istimewa)

Solopos.com, MALANG — Festival Kuliner Tempe Sanan menguatkan branding Kampung Sanan sebagai pusat oleh-oleh tempe dan ekonomi berbasis tempe di Kota Malang. Festival itu menandai pergerakan ekonomi Kota Malang pada masa transisi dari pandemi ke endemi Covid-19.

Kampung Sanan di Jalan Sanan Gang III, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang ini terdapat 600 perajin yang memproduksi tempe dan keripik tempe. Kampung Sanan dikenal sebagai Sentra Industri Tempe dan Keripik Tempe. Kampung Sanan juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berburu oleh-oleh khas Kota Malang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : Yusril Sebut Mubazir Jika Benih Lobster Dilarang Diekspor

Masyarakat Kampung Sanan tidak hanya tinggal diam selama pandemi. Mereka terus berinovasi agar dapat bertahan. Produk-produk unggulan Kampung Sanan ini diolah dengan berbagai inovasi agar bisa tetap bertahan menghadapi pandemi dan meningkatkan ekonomi warga.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satunya melalui Festival Kuliner Tempe Sanan. Wali Kota Malang, Sutiaji, membuka Festival Kuliner Tempe Sanan secara virtual pada Minggu (17/10/2021). Sutiaji mengatakan produksi tempe dari Sanan tidak hanya dikenal secara nasional, tetapi juga mancanegara.

Dia berharap pergerakan ekonomi bisa meluas lewat Festival Tempe Sanan sehingga gairah ekonomi di Kota Malang makin tumbuh. “Saya sangat mengapresiasi festival yang merupakan hasil kolaborasi dari berbagai elemen ini,” katanya.

Baca Juga : Bawang Daun Melimpah, Petani Wonosobo Raup Jutaan Rupiah Sekali Panen

Inovasi Olahan Tempe

Selain itu, dia berharap, kesadaran masyarakat membangun wilayah semakin kuat. Mimpinya di Kampung Sanan akan muncul banyak spot bagus untuk belanja tempe dan berbagai olahan. Spot-spot itu ke depan semakin mudah diakses dan dijangkau.

Ketua PKK sekaligus Pengurus Pokdarwis Kampung Sanan, Trinil Sriwahyuni, menyampaikan Festival Kuliner Tempe Sanan ini untuk mempromosikan Kampung Sanan sehingga semakin dikenal masyarakat. Pamor Kampung Sanan menurun selama pandemi.

“Selama pandemi, masyarakat Kampung Sanan tidak hanya tinggal diam. Tetapi terus berinovasi. Baik itu olahan limbah seperti kulit kedelai atau tepung dari tempe yang diolah menjadi makanan kekinian,” tutur Trinil.

Baca Juga : Inspiratif! Tunanetra di Temanggung Dilatih Jadi Barista

Dia bermimpi inovasi olahan tempe bisa masuk ke kafe sehingga dinikmati anak-anak millennial. Dia mencontohkan inovasi olahan tempe yang bisa masuk kafe, yakni limbah rebusan air kedelai dibuat nata de soya, kulit kedelai menjadi olahan kekinian, seperti brownies, pudding silky, dan macaroon.

Olahan lainnya, dari tepung tempe menjadi stik atau kerupuk. Misalnya stik tempe, stik mendol, stik bawang, dan lain-lain. Tepung tempe juga bisa menjadi aneka cookies, seperti kastengel, burger, rolade tempe, dan lain-lain. Ada juga ampas kedelai dari pembuatan susu kedelai bisa diolah menjadi kerupuk kulit kedelai.

“Pada Festival Kuliner Tempe Sanan berbagai olahan itu kami kenalkan kepada masyarakat. di Kampung Sanan ini unggulannya tidak hanya tempe dan kripik tempe tetapi ada olahan turunan lain. Bisa menjadi oleh-oleh khas Kampung Sanan,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya