SOLOPOS.COM - Salah seorang napi perempuan menerima bunga dari pegawai Lapas Kelas IIA Sragen saat peringatan Hari Ibu, Rabu (22/12/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu).

Solopos.com, SRAGEN — Sepuluh narapidana (napi) perempuan duduk di kursi yang disiapkan di Aula Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sragen. Mereka menghadap papan yang berisi spanduk kecil bertuliskan Hari Ibu ke-93 Tahun 2021.

Mereka tidak tahu acara apa yang digelar Lapas Sragen untuk memberi perhatian dan apresiasi kepada para perempuan yang kini menjadi warga binaan Lapas.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik Lapas Kelas IIA Sragen, Agung Hascahyo, bersama Kepala Kesatuan Pengamanan (KKP) Lapas, Rusli Suryadi, memasuki ruangan tak begitu luas itu, Rabu (22/12/2021) siang. Tak ada seremonial khusus. Agung bicara dengan nada bicara ringan dan santai.

Baca Juga: Berkebaya, Puluhan Perempuan di Sragen Gelar Upacara Hari Ibu

Ia membuka pembicaraan dengan pertanyaan siapa di antara mereka yang masa hukumannya paling ringan. Ada yang menjawab hanya 10 bulan dan ada yang menjawab 1 tahun tiga bulan. Tak sedikit napi perempuan yang mengharapkan adanya remisi, tetapi mereka dikumpulkan bukan untuk itu.

“Hari ini merupakan Hari Ibu. Kami dari Lapas Sragen memanfaatkan momentum Hari Ibu itu untuk penguatan kepada para ibu-ibu semua. Saya berpesan jangan pernah putus asa. Anda masih bisa bekerja meskipun tinggal di Lapas. Ingatlah masih ada harapan masa depan yang indah maka bersemangatlah! Saya minta kata-kata untuk para ibu. Seorang ibu bisa menjadi bapak tetapi bapak tidak mungkin menjadi ibu” pinta Agung.

“Jangan putus asa!” kata seorang napi perempuan.

“Dalam doa ibuku ada namaku disebut,” ujar lainnya.

Baca Juga: Peringatan Hari Ibu di SMKN Jenawi Karanganyar Berlangsung Emosional

Mereka berjanji untuk menjadi manusia baru dan tetap semangat. Berkomitmen harus punya cita-cita, jangan putus asa, tetap semangat, dan seterusnya.

Ibu Para Napi

Seorang napi paling tua dipanggil ke depan. Namanya Suparmi, 52 tahun, asal Kalijambe, Sragen. Ia mewakili para napi perempuan mendapat apresiasi di Hari Ibu dari Lapas Sragen berupa seikat bunga. Apresiasi simbolis itu cukup berbekas di hati Suparmi. Apalagi ia dinobatkan sebagai ibu dari para napi perempuan lainnya.

Para napi perempuan kemudian mencium tangan Suparmi dan menganggap Suparmi benar-benar sebagai ibu mereka. Ada yang memeluk erat seraya mencium pipinya yang mulai keriput. Di saat itulah salah seorang napi yang bernyanyi tentang lagu ibu.

Kemudian mereka pun menyanyikan lagu Iwan Fals yang berjudul Ibu secara bersama-sama. Suparmi terharu dengan apresiasi spontanitas dalam perayaan Hari Ibu yang sederhana itu.

Sudah setahun Suparmi tinggal di Lapas. Hukuman Suparmi tinggal setahun lagi. Ia memang menganggap para napi perempuan di sana seperti anak-anaknya. “Saya punya lima anak. Saya rindu mereka. Saat kirim sesuatu mereka datang ke sini sekaligus menjenguk. Saya berpesan kepada para ibu, jadilah ibu yang baik yang mengerti dengan anak-anak,” katanya.

Di tengah kehangatan itu, Sindi Yuliastuti, 27, meneteskan air mata. Perempuan muda dengan tato di salah satu tangannya itu ingat dengan ibunya yang sekarang mengasuh tiga anaknya. Suaminya sudah tidak ada.

“Ternyata pengorbanan ibu itu luar biasa. Saya masih punya ibu yang menghidupi anak-anak saya karena hukuman saya masih tiga tahun lagi karena kasus narkoba,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya