SOLOPOS.COM - Ilustrasi gelang tali dan keberagaman. (freepik)

Solopos.com, SOLO—Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman tersebut dikemas dalam bentuk persatuan yang harus kita jaga keutuhan dan keharmonisannya.

Namun, belakangan ini, kita mengalami krisis toleransi yang ditimbulkan dari perbedaan-perbedaan pandangan kita terhadap keberagaman yang ada di lingkungan sekitar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perbedaan yang seharusnya menjadi bagian dari kebersamaan dalam lingkungan kita justru menjadi penyebab perpecahan. Sebagai warga negara yang baik, kita seharusnya tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Persatuan jangan sampai terpecah-belah karena isu-isu yang bersifat negatif.

Salah satu masalah yang berkaitan dengan masalah keberagaman adalah krisis toleransi. Terkadang, tanpa kita sadari, kita sulit bertoleransi terhadap orang lain. Bahkan tanpa kita sadari, sikap kita justru menyakiti orang lain.

Akibatnya satu orang dengan orang lain bisa bermusuhan. Yang tadinya selalu bertegur sapa, kini selalu pura-pura tidak melihat saat bertemu. Apabila hal tersebut dibiarkan maka akan menimbulkan perpecahan.

Berbagai teori dengan mudah mengatakan bahwa untuk menjaga kebersamaan di tengah keberagaman adalah kita harus saling menghormati perbedaan. Kita tak boleh memaksakan kehendak, harus selalu menerima perbedaan dengan saling memahami dan menghargai pilihan orang lain. Semuanya terasa mudah dikatakan.

Kenyataannya, sebagian dari kita masih sulit menghargai apa yang disukai atau kebiasaan orang lain yang mungkin berbeda dengan kebiasaan atau kesukaan kita sendiri. Sebagai contoh, keberagaman di lingkungan kerja.

Ada seorang guru yang terbiasa memakai aksesori. Namun, dia tidak menyukai aksesori yang terbuat dari logam mulia. Dia lebih menyukai aksesori dari tali-tali kecil atau pernik-pernik alam yang sederhana.

Beberapa orang mungkin menggangap hal tersebut tidak sesuai, kurang pantas. Mereka mengatakan itu tanpa melihat makna atau arti benda-benda itu bagi guru tersebut.

Bisa jadi guru itu memakai aksesori tersebut karena ada lambang tertentu yang mempunyai nilai yang berbeda. Beberapa orang mungkin akan mencela guru tersebut tanpa menyadari makna dan arti aksesori itu bagi guru tersebut.

Apabila kita ingin menjaga keberagaman, maka kita pun harus mampu menghormati dan menghargai perbedaan. Percayalah, keberagaman akan menimbulkan kebersamaan yang indah. Untuk bisa mewujudkan keindahan itu, salah satunya dengan bertoleransi pada siapa pun, menghargai, serta menghormati hak dan pilihan orang lain.

Nah, bagaimana cara melakukannya? Yang terpenting adalah dengan selalu menghormati dan menghargai orang lain meskipun berbeda dengan kebiasaan, ras, agama, maupun budaya kita. Hindari sikap tidak bertenggang rasa, apalagi mencemooh kebiasaan atau milik orang lain yang berbeda dengan kita.

Ketika kita ingin dihormati orang lain, maka kita pun harus menghormati orang lain. Kita harus bisa memperlakukan orang lain dengan baik meskipun orang lain tersebut berbeda perilaku maupun kebiasaannya dengan kita.

Sebagai contoh, ketika teman kita berbeda keyakinan sedang merayakan hari raya keagamaan, maka berilah dia ucapan yang tulus. Sikap sederhana tersebut akan memberi energi positif terhadap keberagaman.

Dengan menyadari bahwa semua orang memiliki keberagaman dalam hal kebiasaan ataupun kepercayaan, semoga kita semua dapat lebih menghormati perbedaan.

Penulis adalah guru di SMKN 2 Klaten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya