SOLOPOS.COM - Aksi damai Jogja Lawan Klithih di kawasan Titik Nol Kilometer, Jogja, Senin (3/1/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SLEMAN — Sekelompok pemuda di Padukuhan Santren, Gejayan, Caturtunggal, Depok, Sleman, DI Yogyakarta, menggagas gerakan sosial menolak aksi kekerasan jalanan dengan membentuk paguyuban Gejayan Dadi Siji.

Gerakan ini sebagai bentuk keprihatinan karena banyak kalangan muda yang terjerumus di kegiatan-kegiatan negatif seperti aksi kejahatan jalanan atau klitih yang beberapa waktu marak terjadi di Yogyakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengagas gerakan sosial Tolak Aksi Kekerasan Jalanan ini sekaligus Ketua Karangtaruna Padukuhan Santren, Calvin Bagus Pratama, mengatakan Gejayan Dadi Siji dibentuk untuk menciptakan tempat dan aktivitas positif yang asik sesuai karakter kalangan milenial atau generasi muda saat ini. Gerakan tersebut diawali deklarasi atau pernyataan bersama pemuda di kampungnya untuk menolak aksi kekerasan jalanan.

“Kemudian gerakan ini akan kami perluas dengan menyasar anak-anak muda, khususnya kalangan remaja usia sekolah di sekitar kampung,” katanya, Jumat (15/4/2022).

Baca Juga: Mengenal Alun-Alun Utara Jogja, Sejarah dan Pergeseran Fungsinya

Calvin menjelaskan, hampir setiap sekolah tingkat SMA, bahkan SMP biasanya ada semacam geng. Antar geng tersebut kerap berseteru dan membuat keributan di jalanan, termasuk klitih.

“Kami mencoba mengalihkan mereka dari asik berkeliaran di jalanan, menjadi asik kongkow di satu titik tempat untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, tapi tidak merugikan masyarakat. Yang penting melokalisir atau menyempitkan ruang gerak dulu agar lebih mudah diawasi,” ujarnya.

Selain kalangan pemuda dan pelajar di lingkungan padukuhan, gerakan sosial tolak aksi kekerasan jalanan juga menyasar komunitas hobi. Ada yang hobi game, musik, olah raga, motor, penggemar burung dan sebagainya.

Kampanye tersebut digencarkan juga melalui media sosial, terutama grup-grup komunitas hobi. Konten yang diunggah juga dengan cara-cara milenial, seperti meme dengan seruan “Jogja Adem Ayem Harga Mati”, “Daripada Nglitih Mending Ngopi” dan sebagainya.

Baca Juga: Marak Klitih, Pengelola Wisata di Bantul Ketar-Ketir Wisatawan Anjlok

Selain itu, komunitas ini juga mengunggah informasi-informasi event hobi, atau melempar wacana menggelar event komunitas, meski dalam skala kecil. Hal itu untuk lebih menyibukkan anak-anak muda ke hal-hal positif.

“Jadi edukasi yang kami lakukan dengan cara yang asik. Anak-anak perlu diberi ruang yang lebih mengasyikkan tapi tidak membahayakan masyarakat. Kalau caranya kaku atau bahkan dengan keras juga, malah kontraproduktif,” ujar Calvin.

Untuk menanggulangi aksi kekerasan jalanan, katanya, perlu peran aktif anak-anak muda karena banyak kasus klitih pelakunya masih berusia remaja.

Baca Juga: Antisipasi Klitih, Tempat Nongkrong di Jogja Bakal Didata dan Diawasi

“Gerakan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari para remaja yang tadinya asik di jalanan bisa terinspirasi, kami bawa menjadi asik di ruang-ruang kreatif yang tidak merugikan masyarakat,” katanya.

Salah seorang tokoh masyarakat Gejayan, Eko Hapriyanto, sekaligus pembina Paguyuban Gejayan Dadi Siji mengatakan gerakan sosial yang digagas anak-anak muda ini mendapatkan dukungan dari masyarakat. Ia berharap upaya kreatif dan asyik yang dilakukan paguyuban Gejayan Dadi Siji akan menginspirasi pemuda pemuda lain di DIY dan nasional.

“Harapannya gerakan tolak aksi kekerasan jalanan yang dilakukan paguyuban gejayan dadi siji ini akan ditiru kelompok kelompok pemuda lain di seluruh Jogja. Sehingga jogja addm ayem dan aman nyaman terjaga” kata Eko.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Gejayan Dadi Siji, Gerakan Menolak Kekerasan Jalanan dengan Cara Asyik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya