SOLOPOS.COM - Siswa sedang bermain di depan gedung sekolah yang rusak, Senin (22/8/2022). (Istimewa)

Solopos.com, PONOROGO — Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, bakal memasang tenda di SDN 2 Karangpatihan, Kecamatan Pulung. Pemasangan tenda ini supaya kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut bisa terus berjalan.

Hal ini dilakukan setelah satu bangunan di SDN 2 Karangpatihan tersebut rusak berat. Atap bangunan itu roboh pada Kamis (18/8/2022) dini hari. Di sekolah ini ada tiga bangunan yang mengalami kerusakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ponorogo, Edy Suprianto, mengatakan dana rehabilitasi untuk sekolah itu akan turun tahun ini. Namun, anggarannya hanya cukup untuk perbaikan satu ruangan saja.

‘’Dananya sudah turun, tinggal menunggu realisasinya. namun hanya satu bangunan yang direhabilitasi, sisanya 2 bangunan yang rusak akan diperbaiki dengan diusulkan lewat dana PAK,’’ kata Edy, Senin (22/8/2022).

Baca Juga: Nyambi Jual Togel, Pemilik Warung di Madiun Terancam 10 Tahun Penjara

Kepala Dindik Ponorogo Nurhadi Hanuri mengatakan untuk memastikan kelancaran proses belajar mengajar di SDN 2 Karangpatihan, pihaknya sengaja meminjam tenda darurat. Sebab, pihaknya tidak ingin proses belajar para siswa terganggu.

Saat ini, sudah ada pinjaman satu tenda dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos, P3A) Ponorogo. Selain itu, pihaknya juga sedang mengajukan pinjaman tenda ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo.

‘’Untuk menunggu proses rehab, komite dan pemdes juga bakal memasang terpal di sana,’’ ujarnya.

Baca Juga: Berkedok Investasi Perumahan, Polda Jatim Bekuk Mafia Tanah

Pihaknya juga sudah meminta data dari sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan gedungnya. Data tersebut bakal dianalisa penyebab ambruknya. Jika penyebabnya dari alam maka bakal segera dikoordinasikan dengan pihak terkait.

‘’Melakukan koordinasi dengan masyarakat, komite, baik lintas terkait agar tidak mengganggu proses belajar mengajar,’’ terangnya.

Sementara itu, Kepala SDN 2 Karangpatihan Suwandi mengaku siswa dan para guru merasa resah dengan kondisi bangunan di SDN 2 Karangpatihan. Mereka was-was, jika kejadian serupa terjadi pada jam masuk sekolah. Untuk keamanan semuanya, pihak sekolah mengambil kebijakan untuk menggabungkan siswa kelas 1 di ruang kelas 6.

Baca Juga: Miris! 2 Tahun Rusak, Murid SDN di Ponorogo Belajar di Kelas Beratapkan Terpal

“Untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, siswa kelas 6 berbagi ruangan dengan siswa kelas 1,” katanya.

Jika bangunan yang rusak ini tidak kunjung diperbaiki, pihak sekolah akan melakukan langkah-langkah keamanan untuk para siswa. Yakni, kegiatan belajar mengajar akan dialihkan ke luar ruangan.

“Lebih aman kegiatan belajar dilakukan di luar ruangan. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya