SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SLEMAN — Persebaran Covid-19 dari acara takziah di Sedayu, Bantul, Yogyakarta atau klaster takziah terus meluas. Terbaru, penularan Covid-19 dari klaster takziah itu sudah merambah di tujuh kapanewon di Kabupaten Sleman, dengan angka kasus tertinggi di Godean.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, mengatakan hingga Jumat (5/11/2021), data persebaran klaster takziah di Sleman sudah mencapai 69 kasus. Dari segi wilayah, persebaran klaster Covid-19 dari acara takziah itu sudah terjadi di tujuh kapanewon. Padahal, sebelumnya hanya tercatat 4-5 kapanewon yang mengalami persebaran klaster tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat ini, selain di Kapanewon Seyegan, Gamping, Godean, Minggir dan Moyudan klaster ini juga tersebar di Ngaglik dan Depok. Hanya saja di Ngaglik dan Depok masing-masing ditemukan satu kasus.

Baca juga: Ayo Hati-Hati! Penularan Covid-19 DIY Menuju Level Tertinggi

“Sebaran kasus klaster takziah di Sedayu Bantul saat ini telah mencapai 69 kasus di Sleman. Mereka terdiri dari 47 laki-laki dan 22 perempuan,” kata Cahya, Jumat (5/11/2021).

Dinkes mencatat, kasus terbanyak klaster ini berada di Kapanewon Godean totalnya mencapai 31 kasus. Sebanyak 16 kasus ditangani di Puskesmas Godean 1 dan 15 kasus di Puskesmas Godean 2. Terbanyak kedua berada di Kapanewon Gamping dengan total 16 kasus. Sebanyak 14 kasus tercatat di Puskesmas Gamping 1 dan dua kasus di Pusmesmas Gamping 2.

Kemudian di Puskesmas Moyudan tercatat ada 9 kasus, Puskesmas Minggir 6 kasus, Puskesmas Seyegan 5 kasus, Puskesmas Ngaglik dan Puskesmas Depok masing-masing ditemukan satu kasus.

Diakui Cahya, persebaran klaster takziah itu terjadi sangat cepat, sehingga Dinkes Sleman menaruh perhatian cukup besar. Ia pun berharap jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 dari klaster ini tidak bertambah.

Baca juga: Klaster Takziah Sedayu Menyebar ke 3 Kabupaten di DIY

“Sejak kejadian awal pada 30 Oktober hanya empat kasus namun per 5 November atau dalam waktu tujuh hari bertambah menjadi 69 kasus,” terang Cahya.

Cepatnya persebaran klaster takziah di Sleman ini, lanjut Cahya, karena warga yang terpapar berstatus orang tanpa gejala, atau OTG. Selain itu, setelah vaksinasi terjadi pengendoran protokol kesehatan sehingga mempercepat persebaran kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya