SOLOPOS.COM - Ilustrasi zona merah Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SLEMAN — Kasus persebaran Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menunjukkan tren peningkatan. Hal ini dibuktikan mulai ditemukannya kembali beberapa desa atau kalurahan di Yogyakarta yang masuk zona merah Covid-19, termasuk di Kabupaten Sleman.

Bahkan berdasarkan data epidemologi yang dikeluarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman per 7 September 2021, ada 8 desa atau kalurahan di Sleman yang masuk zona merah atau daerah dengan tingkat risiko penularan Covid-19 tinggi. Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sleman, Shavitri Nurmaladewi, menyebutkan peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Sleman itu dipicu adanya klaster atau penularan dari acara takziah di Sedayu, Bantul.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bertambahnya zona merah di Sleman ini, salah satunya dipengaruhi klaster takziah di Sedayu,” katanya, Rabu (10/11/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Ada Desa di Sleman yang Anggap BUMDes Tidak Penting

Kedelapan desa atau kalurahan di Sleman yang masuk zona merah Covid-19 itu yakni Sumberagung, Sumberarum, Sumberrahayu, dan Sumbersari di Kapanewon Moyudan. Kemudian, Kalurahan Lumbungrejo, Merdikorejo, Pondokrejo di Kapanewon Tempel, dan Caturtunggal di Kapanewon Depok.

Selain itu, terdapat lima kalurahan di Sleman yang masuk dalam zona oranye (tingkat penularan sedang). Lima kalurahan itu adalah Banyurejo, Pakembinangun, Purwomartani, Sukoharjo serta Umbulharjo. Selanjutnya, 25 kalurahan lain masuk dalam zona hijau dan 48 lainnya masuk dalam zona kuning (tingkat penularan rendah).

Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama, mengatakan jumlah warga Sleman yang masuk terkonfirmasi Covid-19 dari klaster takziah di Bantul itu saat ini mencapai 75 orang, atau bertambah enam orang dari sebelumnya yakni 69 kasus. Penambahan enam kasus tersebut merupakan hasil dari tracing puskesmas terhadap kontak erat masing-masing pasien.

Ke-75 pasien yang positif Covid-19 tersebut tersebar di enam kecamatan atau kapanewon, yakni Gamping 17 kasus, Godean 32 kasus, Minggir 6 kasus, Moyudan 12 kasus, Seyegan 7 kasus, dan Depok 1 kasus.

Baca juga: Kabar Baik, Zona Merah Covid-19 Terus Menurun

Meski demikian, data epidemologi yang disampaikan Dinkes Sleman itu berbeda dengan data milik Pendiri Laboratorium Statistik Terapan RoomStat, Budhi Handoyo Nugroho. Berdasarkan data RoomStat, per 7 November, dari 17 kapanewon di Sleman, 7 kapanewon masuk zona merah. Ketujuh kapanewon atau kecamatan di Sleman yang masuk zona merah Covid-19 itu yakni Gamping, Godean, Seyegan, Moyudan, Minggir, Cangkringan dan Prambanan.

Menurutnya, peningkatan kasus di Sleman terjadi mulai 3 November di sisi barat Sleman sebagai imbas dari klaster takziah. Dia mencatat, pada awal November terdapat lima kapanewon di Sleman yang masuk zona merah.

“Per 3 November kasus harian penularan Covid-19 di Sleman tembus batas level community transmission (CT) 2. Masifnya tingkat persebaran ini baru bisa dilihat setelah 14 hari ke depan. Segala kemungkinan bisa terjadi,” jelas Budhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya