SOLOPOS.COM - Bundaran Tanjunganom, Grogol, Solo, Jumat (29/11/2013). (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membandingkan ironi keberadaan patung Sukarno dan Soeharto.

Patung Sukarno, menurutnya, dibangun di mana-mana sedangkan patung Soeharto hilang dari peredaran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Padahal, kata Gatot, Sukarno dan Soeharto sama-sama mantan presiden RI dan sama-sama punya jasa besar bagi Tanah Air.

Keprihatinan itu disampaikan Gatot dalam diskusi dengan jurnalis senior, Karni Ilyas dan disiarkan di akun YouTube-nya berjudul Komunis Bangkit Lagi? Jenderal Gatot: Saya memberi warning!”.

Berpikir Positif

“Ya saya tetap berpikir positif bahwa karena Kostrad itu adalah tulang punggung, pada saat 65 (1965) dan seterusnya, untuk menjaga. Karena justru museum itu ada di Kostrad itu adalah bentuk pewarisan sejarah, agar semua prajurit Kostrad itu tahu dan sadar, bahwa panglimanya seperti itu, kemudian Kostrad seperti itu, sehingga suatu saat operasi pasti dia paling depan Kostrad,” kata Gatot seperti dilihat , Kamis (30/9/2021).

Baca Juga: Ini Dia Diorama Penumpasan PKI yang Bikin Gatot Nurmantyo Prihatin 

Gatot berpendapat patung Soeharto idealnya ada di Kostrad karena peran Soeharto dalam penumpasan komunisme di Tanah Air sangat besar.

Karena itu, hilangnya patung Soeharto dan dua jenderal lainnya yaitu A.H. Nasution, dan Sarwo Edhie Wibowo dari markas Kostrad dinilainya sangat ironis.

Mengusik

“Tiga-tiganya mengusik kebangsaan saya, sosok Sarwo Edhie, saya juga prajurit komando, Pak Harto (Soeharto), saya juga mantan Pangkostrad, Pak AY (Azmyn Yusri) Nasution juga mantan KSAD. Beliau-beliau inilah contoh, panutan, tentang bagaimana perjuangan, bagaimana cara berpikir, bagaimana cara merencanakan mengambil keputusan yang efisien. Sehingga dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa memutarbalikkan. Ini kan suatu hal sangat strategis bagi bukan hanya TNI, keluarganya, maupun masyarakat,” tutur Gatot.

Gatot menyebut dirinya salah satu pengagum berat Soekarno.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tuding TNI Disusupi Paham Komunis, Apa Kata Kostrad? 

Seharusnya, kata dia, Sukarno dan Soeharto mendapat penghargaan yang sama karena pernah memimpin Indonesia.

Soal kekurangan, sebagai manusia antara Sukarno dan Soeharto sama-sama punya kekurangan yang seharusnya dimaklumi.

“Di mana-mana patung Bung Karno ada, bahkan nama Soekarno-Hatta jalan ada, Pak Harto mantan presiden ada jasanya juga, mana sih ada patung? Hanya patung kecil seperti itu pun musnah. Ini kan suatu hal yang sangat ironis,” lanjutnya.

Hormati Presiden

Dia mengajak rakyat Indonesia menghormati semua Presiden Indonesia.

Karenanya ia mengusulkank di Markas Kostrad ada patung-patung presiden dan dijelaskan ketokohan masing-masing.

“Marilah sama-sama kita hormati siapapun mantan presiden kita semuanya. Sehingga dunia melihat bahwa kita bangsa yang besar menghargai apapun kesalahannya, ini hanya sebagai pelajarannya jangan sampai terulang, tetapi kita angkat sama-sama. Bung Karno contohnya Bapak Proklamasi, Pak Harto Bapak Pembangunan, Bu Mega presiden wanita pertama, dan seterusnya, Jokowi mungkin presiden infrastruktur, kan gitu, jadi ditokohkan semuanya pada posisi yang sama. Sehingga dunia melihat wah itu Indonesia,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gatot membuat heboh karena menyebut komunis telah menyusup ke semua lini kekuasaan, tak terkecuali di militer.

Gatot menyebut hilangnya patung Soeharto, A.H. Nasution dan Sarwo Edhie Wibowo (mertua Susilo Bambang Yudhoyono) dari Markas Kostrad sebagai indikasi penyusupan paham komunisme di militer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya