SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–PT Freeport dinilai telah melecehkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena tidak mau memberikan bahan bakar pada maskapai Garuda Indonesia di Bandara Timika, Papua. Garuda adalah simbol rakyat Indonesia yang seharusnya mendapat perhatian dari perusahaan asing tersebut.

“Kalau memang betul kondisinya ada semacam boikot terhadap pengisian fuel hanya gara-gara petinggi dari Freeport tidak ikut naik. Itu sudah pelecehan terhadap negara kesatuan RI,” kata Ketua Komisi V DPR, Taufik Kurniawan, saat dihubungi lewat telepon, Minggu (3/1) malam.

Promosi Peneliti Harvard Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan lewat Digitalisasi

Menurut ketua komisi bidang perhubungan ini, Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan dengan jumlah penumpang yang cukup tinggi. Garuda juga merupakan format transportasi yang dijadikan simbol resmi kenegaraan. Sehingga, penolakan terhadap maskapai tersebut adalah penolakan juga terhadap negara.

Ekspedisi Mudik 2024

“Apalagi ini terjadi di wilayah negara kita sendiri,” lanjutnya.

Politisi PAN ini menjelaskan, Bandara Timika memang dikelola secara umum oleh PT Freeport. Tidak ada anggaran khsusus pemerintah dari APBN untuk bandara tersebut. “Pemerintah daerah hanya memberi subsidi operasional saja,” imbuhnya.

Namun demkian, Bandara Timika digunakan untuk kepentingan umum. Sehingga, permasalahan yang menyangkut keselamatan penumpang seperti bahan bakar harus jadi prioritas pengelola. Terlebih untuk Garuda Indonesia.

“Kami menyampaikan nota protes keras. Terlepas dari apakah Bandara Timika mendapatkan APBN atau tidak,” tegasnya.

Sikap yang ditunjukkan oleh PT Freeport, kata Taufik, terlalu arogan. Perusahaan pertambangan asing tersebut sudah melangkahi kewenangannya sebagai pengelola bandara.

“Ini saya katakan sudah melakukan pelecehan. Lebih arogan dari pemerintah,” tutupnya.

Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 652 tak dilayani oleh PT Freeport di Bandara Timika, Papua, saat hendak mengisi avtur. Pihak Garuda menduga, penolakan tersebut dilakukan karena rombongan Presdir PT Freeport tidak diangkut dari Jayapura.

PT Freeport saat dikonfirmasi membantah hal ini. Garuda Indonesia tidak diberi bahan bakar karena stok avtur terbatas. BBM jenis avtur di Timika disiapkan untuk kepentingan pihak Freeport. Jika stok terbatas, maka yang diutamakan harus Freeport terlebih dahulu.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya