Anda bisa mencari berdasar kategori
atau judul berita
Masukan kata kunci

Garam Abu dan Tradisi Bakar Batu, Simbol Toleransi Khas Papua

Garam Abu dan Tradisi Bakar Batu, Simbol Toleransi Khas Papua
user
Jumat, 18 November 2022 - 14:37 WIB
share
SOLOPOS.COM - Tradisi Bakar Batu di Papua. (indonesia-tourism.com)

Solopos.com, JAYAPURA — Kekayaan alam di Papua, provinsi paling timur di Indonesia seperti tidak ada habisnya. Salah satunya adalah garam abu yang menjadi salah satu piranti dalam khazanah kuliner sekaligus kearifan lokal di Papua. Namun, kini eksistensinya tergantikan oleh garam modern yang dianggap lebih praktis, murah, dan mengandung yodium tinggi.

Garam abu adalah bumbu masak tradisional yang unik dan khas di Papua. Penyedap ini dipakai oleh warga suku pedalaman di Papua yang tinggal jauh dari pantai. Mereka mengandalkan kolam air asin sebagai sumber bahan baku garam. di Hitadipa, Homeyo dan Wandai. Kolam tersebut memiliki konsentrasi garam yang tinggi namun beryodium rendah. Suku-suku di Lembah Baliem mengandalkan kolam air asin di Jiwika dan Hetegima. Bedanya, pembuatan garam di pegunungan barat Papua dilakukan oleh kaum pria, sedangkan di Lembah Baliem, pembuatan garam dikerjakan oleh perempuan.

Solopos Stories
Rekomendasi
Berita Lainnya

Koran Solopos


Berita Populer

Dapatkan akses tak terbatas
Part of Solopos.com
ISSN BRIN