SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi. (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen menurunkan target investasi yang masuk tahun ini lantaran muncul kebijakan lahan sawah yang dilindungi (LSD) dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Banyak sawah di Sragen yang sebelumnya akan dijadikan kawasan permukiman dan industri mendadak masuk LSD. Artinya lahan sawah itu tak boleh dialihfungsikan.

Pada tahun 2021, realisasi investasi di Sragen mencapai Rp2,1 triliun. Namun, tahun 2022 ini Pemkab hanya menargetkan investasi Rp1,5 triliun. Kendati target diturunkan, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen optimistis realisasinya bisa melebihi target.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris DPMPTSP Sragen, Suharti, menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan strategi supaya investasi naik. Di antaranya dengan menciptakan iklim investasi yang sehat, yakni denga pelayanan ramah investasi, membuat kenyamanan investor, dan seterusnya.

Baca Juga: Keras! Bupati Sragen Protes, Sebut Penetapan Peta LSD Hambat Investasi

“Kami tetap mengikuti regulasi dan membuat penyesuaian regulasi terkait dengan investasi. Selain itu, kami juga melakukan pengawasan yang difasilitasi dengan dana alokasi khusus (DAK) untuk membantu perizinan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Selain itu, kami memfasilitasi penyelesaian masalah terkait dengan perizinan, salah satunya dengan adanya kebijakan LSD,” jelasnya saat ditemui di kantornya, Kamis (24/3/2022).

Dalam kurun enam tahun terakhir, 2016-2021, nilai investasi di Sragen cenderung meningkat sehingga banyak tenaga kerja yang terserap. Tingginya nilai investasi itu berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Artinya, semakin tinggi nilai investasi yang masuk maka angka kemiskinan akan cenderung menurun.

“Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan pelayanan perizinan dan menarik investor. Selain itu penunjang investasi juga ditingkatkan seperti infrastruktur dan kondusivitas wilayah,” sambung Suharti.

Baca Juga: Karena LSD, Investasi Ratusan Miliar Rupiah di Sragen Terancam Muspra

Dia menyebutkan selama enam tahun terakhir itu ada investasi di berbagai bidang, di antaranya pertanian, industri, listrik dan gas, konstruksi, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, industri dan perkantoran, serta jasa lainnya. Angka investasi pada 2016 sebesar Rp1,5 triliun naik menjadi Rp2,1 triliun pada 2021.

Ketergantungan Anggaran

Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, ingin meningkatkan PAD mulai tahun ini supaya tidak terlalu bergantung pada pemerintah pusat. Sragen selama ini masih mengandalkan dana transfer dari pusat, terutama dana aloksi umum (DAU).

Menurut Bupati, jika PAD tinggi maka Sragen bisa melakukan pembangunan secara mandiri. “Saya minta dinas yang memiliki potensi pendapatan dinaikan targetnya. Kalau tidak sanggup maka tidak usah jadi kepala dinas. BUMD [badan usaha milik daerah] juga jangan melempem setelah mendapatkan penyertaan modal. Semua ada target dan selalu meningkat setiap tahunnya. Ke depan, kami akan bangun Kolam Renang Kartika, Pasar Kota, Pasar Joko Tingkir, secara bertahap untuk Sragen,” katanya.

Baca Juga: Apa Itu LSD yang Bikin Bupati Sragen Berang?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya