SOLOPOS.COM - Sejumlah warga mengantre membeli nasi pagar pada Festival Nasi Pagar 2020 yang digelar di Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, dan dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama istri. (Antara-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, PURWODADI — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Minggu (19/1/2020), menghadiri Festival Nasi Pagar 2020 yang berlangsung di Kabupaten Grobogan dengan bersepeda dari Kota Semarang. Ia dan istri, Siti Atikoh Supriyanti, pun jajan nasi pagar.

Orang nomor satu di Jateng itu mengajak istrinya, Siti Atikoh, untuk menikmati salah satu menu kuliner unik tersebut. “Seumur hidup saya baru nemu, ada masyarakat makan pagar. Kalau ndak sakti, tidak mungkin, untune mesti kuat tenan [giginya pasti sangat kuat], makanya saya datang jauh-jauh bersepeda dari Semarang ke sini untuk membuktikan,” katanya saat menghadiri Festival Nasi Pagar 2020 yang digelar di Kecamatan Godong.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kendati demikian, apa yang ditemui Ganjar ternyata tidak seperti yang dibayangkannya karena menu nasi pagar merupakan olahan penganan lezat yang terdiri dari nasi, sayur mayur seperti daun pepaya, tauge dan srundeng (kelapa parut) yang terasa asin ditambah sayuran lainnya.

Berbeda dengan pecel, nasi pagar diberi mlanding atau petai cina yang tua dan muda, kemudian semua sayuran itu digabung jadi satu dalam sebuah pincuk daun dan disiram menggunakan sambal kacang. Rempeyek dan bakwan biasanya menjadi pendamping menu makanan itu.

“Ternyata rasanya enak sekali, ini kuliner khas yang dapat dijual ke wisatawan,” ujarnya.

Ia mengatakan Jawa Tengah memiliki banyak potensi kuliner khas yang dapat dikembangkan sehingga dirinya sangat senang, saat masyarakat Grobogan menggelar Festival Nasi Pagar. “Bayangkan, nasi pagar difestivalkan orang ramainya seperti ini. Ke depan ini dapat dikembangkan menjadi agenda wisata tahunan, tentunya dengan penambahan menu khas lainnya yang menggoda selera,” katanya.

Menurut dia nama kuliner nasi pagar sudah sangat menjual sebab namanya yang unik, tentu akan membuat orang khususnya wisatawan penasaran ingin mencoba. “Namun tidak cukup kalau hanya dibungkus daun dengan harga Rp2.500-Rp4.000. Kalau ingin naik kelas, kemasannya harus lebih menarik dan dijual di tempat-tempat seperti hotel atau restoran agar nasi pagar terkenal di pencinta kuliner nasional dan mancanegara,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya