SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — PT Johnson & Johnson Indonesia bekerja sama dengan Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan rangkaian webinar virtual dan dialog kebijakan tentang masalah kesehatan jiwa.

Rangkaian webinar telah dimulai sejak Juni 2021 bertemakan Indonesia Maju dengan Kesehatan Jiwa Terpadu. Webinar secara garis besar bertujuan membahas implementasi dan keberlanjutan layanan kesehatan jiwa di Indonesia dari berbagai perspektif. Pelaksanaan webinar juga dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa pada tanggal 10 Oktober yang mengusung tema Mental Health in an Unequal World.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Webinar kesehatan mental ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai pemangku kepentingan, sebagian besar adalah pengambil kebijakan, dari Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, komunitas pasien skizofrenia, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pakar kesehatan masyarakat, para kader kesehatan, akademisi, dan swasta.

Baca Juga : Lolos Tes PPPK di Usia 53 Tahun, Guru di Klaten Jalan Kaki Trucuk-UNY

Presiden Direktur dari PT Johnson & Johnson Indonesia, Sawan Malik, dalam sambutannya mengatakan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan mental menjadi lebih menantang selama pandemi Covid-19.

“Seperti penyakit kronis lainnya, kesetaraan untuk pasien skizofrenia dan masalah kesehatan mental lainnya penting dan Indonesia memiliki banyak sumber daya untuk mencapainya,” papar Sawan Malik dalam rilisnya, Senin (11/10/2021).

Diperlukan manajemen kesehatan jiwa yang komprehensif berdasarkan pendekatan seumur hidup untuk mencapai pemerataan melalui jaminan kesehatan universal. Johnson & Johnson telah bermitra dengan pemangku kepentingan terkait dalam upaya mendukung peningkatan kesehatan masyarakat.

Baca Juga : Asale Telaga Sarangan, Legenda Suami Istri Berubah Jadi Naga

Gangguan jiwa merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling signifikan di Indonesia. Tanpa kesehatan mental yang baik, orang merasa tidak mampu atau kurang mampu melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Termasuk perawatan diri, pendidikan, pekerjaan dan partisipasi dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, investasi dalam kesehatan jiwa terpadu sangat penting untuk keberlanjutan kebijakan kesehatan dan sosial ekonomi di negara ini.

Prevalensi masalah kesehatan jiwa di masyarakat Indonesia cukup besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Hasil Risekesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 menunjukkan prevalensi rumah tangga dengan anggota yang menderita skizofrenia/psikosis sebesar 7/1.000 sementara gangguan mental emosional pada remaja berusia >15 tahun sebesar 9,8%.

Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013. Sebagian dari masalah kesehatan jiwa tersebut berlangsung lama (kronik) sehingga membutuhkan kesinambungan layanan dan pencegahan kekambuhan di masyarakat, sedangkan sebagian lagi dapat dicegah keberadaannya melalui upaya promotif dan preventif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya