SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

Solopos.com, JAKARTA–Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan peta jalan untuk mengurangi sampah plastik kian berat.

Hal ini dikarenakan produsen makanan minuman justru memperkenalkan produk kemasan baru dari bahan plastik sekali pakai yang tidak sesuai dengan komitmen pemerintah.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Fungsional Ahli Madya Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK Edward Nixon Pakpahan menjelaskan Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 mewajibkan produsen sektor ritel, manufaktur, serta industri makanan dan minuman untuk melakukan pengurangan produk sampah mereka.

“Kami mendorong agar produsen mengutamakan kemasan guna ulang. Harapannya produsen melakukan pengurangan produksi kemasan plastik sekali pakai,” ujarnya lewat rilisnya, Selasa (2/8/2022).

Edward menanggapi wacana regulasi yang mendorong penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK) galon sekali pakai.

Baca Juga: Indeks Kualitas Air di Balik Alasan Meningkatnya Sampah Botol Air Minum

Menurut dia, AMDK galon sekali pakai tidak sejalan dengan prioritas penanganan sampah dalam Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019.

“Pada dasarnya AMDK galon sekali pakai pada ujungnya nanti hanya menjadi sampah dan membebani lingkungan. Kami tidak mendukung penggunaan AMDK galon sekali pakai, usahakan perbanyak AMDK galon guna ulang,” katanya.

Senada, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro, menjealaskan kekhawatiran serupa juga menjadi fokus bahasan di forum Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) Presidensi G20 di Jakarta.

Bahkan, delegasi G20 sepakat untuk mendukung agenda pengelolaan sampah laut.

“Salah satu fokus agenda pada pertemuan tingkat tinggi di G20 ini adalah mencegah sebanyak mungkin sampah plastik ke laut dengan menggunakan siklus ekonomi sirkular,” papar dia.

Baca Juga: Sampah Perkantoran Pemkab Sukoharjo Dipilah Biar Punya Nilai Tambah

Sigit mengatakan AMDK galon sekali pakai yang belum memiliki mekanisme daur ulang yang baik berpotensi menjadi polutan dan mencederai komitmen pemerintah hingga komunitas global untuk mencegah sampah plastik masuk ke laut.

Public and Youth Mobilizitasions Econusa Foundation Sumardi Ariansyah pun mengatakan penggunaan galon sekali pakai akan menjadi masalah baru bagi lingkungan dan kesehatan manusia ke depannya.

“Ini isu yang luar biasa, 2025 sudah dekat. Pada 2021—2022 kita sempat mengkampanyekan tentang pengurangan galon sekali pakai. Karena galon sekali pakai dalam penelitian pun tidak begitu steril,” kata Sumardi.

Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi sampah plastik sampai 70% pada 2025.

Komitmen itu tertuang dalam road map yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2018 serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 75 Tahun 2019.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul KLHK Sebut Galon Plastik Sekali Pakai Bebani Lingkungan dan Pemerintah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya